Perang di Ukraina dan sanksi terhadap Rusia menyebabkan lebih banyak tekanan dalam rantai pasokan dunia yang sudah terhambat akibat pandemi. Kita akan melihat bagaimana dampaknya bagi konsumen dan keuangan mereka di seluruh dunia.
Bertani itu tidak mudah. Seperti semua petani, Chuck Fry bergantung pada cuaca. Namun dia tidak pernah menyangka akan mendapat masalah karena pandemi dan kini, perang di Ukraina.
“Rantai pasokan dunia di tingkat pertanian sangat merugikan,” ujarnya.
Fry adalah seorang peternak sapi perah. Tetapi dia juga bercocok tanam, termasuk menanam barley dan alfalfa. Sebagian besar digunakan untuk memberi makan sapi-sapinya. Musim tanam ini, biaya untuk bisnisnya melonjak.
“Harga pupuk hampir tiga kali lipat dibandingkan tahun lalu.”
Fry biasa membayar sekitar $330 untuk lebih dari 900 kilogram pupuk. Tahun ini, lebih dari $800.
Masalah bermula ketika pandemi mengganggu produksi dan pengiriman. Kemudian perang Rusia, negara yang memproduksi banyak bahan pupuk menyerang Ukraina. Itu memicu lebih banyak gangguan pengiriman, pembeli panik, maka terjadi penimbunan barang dan masalah lainnya.
Seluruh rantai pasokan dunia melambat, seperti lalu lintas jalan bebas hambatan, kata ekonom Chris Tang. [ps/jm]