Tautan-tautan Akses

Perayaan Idulfitri Diaspora Muslim Indonesia di Washington DC


Diaspora muslim Indonesia di kawasan Washington DC, Amerika Serikat, melaksanakan salat Idulfitri di Balai Rakyat Gaithersburg, Maryland, Selasa, 4 Juni 2019.
Diaspora muslim Indonesia di kawasan Washington DC, Amerika Serikat, melaksanakan salat Idulfitri di Balai Rakyat Gaithersburg, Maryland, Selasa, 4 Juni 2019.

Sekitar 2.000 diaspora muslim Indonesia di kawasan Washington, DC merayakan Idul Fitri pada Selasa, 4 Juni 2019, satu hari lebih cepat dari Indonesia. Mereka melaksanakan salat Ied di Balai Rakyat di Gaithersburg, Maryland.

Tamara, warga Amerika berdarah Palestina, sudah dua kali salat Ied bersama muslim Indonesia. Sejak pertama kali bergabung, dia mengaku jatuh cinta kepada komunitas Indonesia.

"Komunitas favorit saya yang mengingatkan saya pada rumah adalah komunitas Indonesia. Komunitasnya masha Allah sangat menyenangkan," kata Tamara sambil menghapus air mata, yang katanya adalah air mata bahagia, seusai salat Ied.

Suhada Naming juga menahan tangis haru. Ia mengaku baru beberapa hari lalu ditinggal pergi ayahnya di Jakarta. Ia menyadari risiko tinggal jauh dari keluarga, tidak bisa pulang. Ia bersyukur ada komunitas Indonesia yang setiap tahun mengadakan salat Ied.

“Jadi, benar-benar merasa terhibur dalam kesedihan saya. Dengan berkumpul bersama orang Indonesia, saya merasa lebih seperti keluarga saya sendiri," kata Suhada.

Usai salat Ied, jemaah langsung diajak berhalalbihalal di Wisma Indonesia, kediaman Duta Besar Indonesia untuk Amerika, Mahendra Siregar. Dan itu yang dilakukan Suhada.

“Biasanya kita datang ke kediaman duta besar Indonesia, dan makan makanan khas Indonesia. Jadi, kita tidak merasa kalau kita ini berada di Amerika pada saat ini,” tutur Suhada.

Diaspora muslim Indonesia di Washington DC, Amerika Serikat, mendengarkan khutbah usai salat Idulfitri, Selasa, 4 Juni 2019.
Diaspora muslim Indonesia di Washington DC, Amerika Serikat, mendengarkan khutbah usai salat Idulfitri, Selasa, 4 Juni 2019.

Andriana Annisa baru pertama kali berlebaran di Amerika. Ia menghadiri acara halalbihalal.

“Aku kaget, sih. Nggak nyangka akan sebanyak ini. Ramai banget. Trus, makanannya enak-enak lagi. Banyak," kata Andriana.

Sedikit banyak, kata Andriana, siswi kelas 11, itu mengobati keinginannya berlebaran di tanah air. Namun, dia lebih senang suasana Idulfitri di Indonesia. Karena, "Kalau di sini (Amerika) nggak libur. Kalau di sana (Indonesia), kan libur."

Wisma Indonesia kali ini kedatangan tamu mendadak sebanyak 51 orang yang sedang berwisata ke pantai timur Amerika, termasuk Washington, DC. Operator wisata menyelipkan program salat Ied dan berhalalbilhalal bersama komunitas Indonesia.

Seorang peserta wisata, Dewi, baru pertama kali ke Amerika. Ia merasa beruntung bisa menikmati suasana Idul Fitri bersama diaspora Indonesia di Amerika.

“Saya cukup takjub. Kirain saya tidak akan makan opor sama ketupat. Datang ke Wisma Indonesia, bisa bertemu Pak Dubes dan ternyata opornya enak banget,” kata Dewi.

Dewi dan rombongan juga mengaku kaget melihat suasana Idulfitri di sini yang dimeriahkan tabuhan bedug.

“Karena di Indonesia sendiri bedugnya kan hanya dari speaker, rekaman. Tapi kalau di sini, bedugnya benar ditabuh-tabuh,” kata Dewi.

Khatib dan imam salat Idulfitri masyarakat Indonesia kali ini adalah Yahya Hendi dari Universitas Georgetown di Washington, DC. Dalam khutbahnya, ia mengajak umat Islam untuk menjadi lebih baik setelah ditempa puasa selama Ramadan, dan menyisihkan segala perbedaan demi menjaga persatuan. [ka]

XS
SM
MD
LG