Tautan-tautan Akses

Studi: Perbaikan Kondisi Rumah Penting bagi Pencegahan Malaria


Seorang perempuan Sudan yang menderita malaria duduk di tempat perawatan "darurat" di dalam rumahnya di Golo, Fashoda, Sudan (foto: ilustrasi).
Seorang perempuan Sudan yang menderita malaria duduk di tempat perawatan "darurat" di dalam rumahnya di Golo, Fashoda, Sudan (foto: ilustrasi).

Menurut riset baru meningkatkan kondisi rumah bisa membuat pencegahan malaria lebih efektif ketika upaya-upaya lainnya sudah tidak berhasil. Sementara Afrika dengan cepat beralih dari rumah tanah liat tradisional para pakar melihat kesempatan bagi para arsitek dan penata perkotaan untuk ikut memerangi penyakit Malaria.

Sub Sahara Afrika mengalami urbanisasi lebih cepat dibandingkan belahan dunia lainnya. Pakar-pakar kesehatan harus memanfaatkannya kata pakar epidemiologi Universitas Oxford, Lucy Tusting.

“Kita punya kesempatan untuk memanfaatkan perubahan yang sedang berlangsung di banyak bagian Afrika dalam rangka mengupayakan perumahan yang lebih sehat,” ujarnya.

Lebih dari 400 ribu orang meninggal karena malaria tahun 2015, terutama anak-anak di Afrika. Kelambu yang disemprot insektisida dan penyemprotan di dalam ruangan telah membantu menurunkan kematian sampai 40 % sejak tahun 2000. Tapi nyamuk makin kebal terhadap insektisida itu. Diperlukan alat-alat baru.

Tusting dan rekannya bertanya-tanya apakah perubahan yang mereka saksikan bisa membawa perubahan.

“Yang kita saksikan di banyak bagian Afrika adalah transisi dari perumahan tradisional, berupa atap jerami dan dinding tanah liat, ke atap kerangka besi dan atap genting serta tembok beton," tambah Tusting.

Itu akan membantu karena nyamuk pembawa penyakit malaria di Afrika terutama menggigit di dalam ruangan pada malam hari. Bangunan yang lebih kuat akan mencegah nyamuk masuk rumah. Tapi belum banyak riset mengenai masalah itu.

Dalam studi baru yang diterbitkan jurnal PLOS Medicine, Tusting dan rekan-rekannya mengamati survei kesehatan dan demografi dari 21 negara. Mereka memperoleh temuan, anak-anak yang tinggal di rumah modern 9-14 % lebih kecil kemungkinannya terjangkit malaria dari pada mereka yang tinggal di rumah tradisional.

Ini hampir sama dengan tingkat perlindungan dari kelambu yang disemprot insektisida.

“Ini menunjukkan bahwa perumahan bisa menjadi sarana penting untuk mengatasi malaria,” lanjut Tusting.

Ini sebenarnya bukan ide baru. Tusting mengatakan jendela dan pintu jaring merupakan teknik pertama yang paling efektif untuk mencegah penyakit itu pada awal abad ke 20.

Lucy Tusting mengatakan itu bisa membantu mencegah malaria di lingkungan kota-kota yang berkembang di benua itu. [my/jm]

XS
SM
MD
LG