Sania Munif sibuk merekam gambar kambing-kambingnya. Perempuan berusia 20 tahun ini menjual ternak tersebut untuk hewan kurban menjelang Iduladha.
Ia menemukan metode penjualan yang sangat modern untuk menarik pembeli hewan-hewan kurbannya.
Setahun silam, ia membuat portal untuk menjual kambingnya secara online. Dan bisnis ini berjalan dengan sangat baik.
"Saya telah melakukan bisnis ini selama empat tahun. Pada mulanya saya berbisnis dengan keluarga dan teman-teman saya. Tetapi bisnis ini akhirnya bertambah besar. Sekarang saya memiliki 700 hewan kurban untuk dijual, lebih dari 280 ekor telah laku terjual," kata Sania.
Pandemi telah mendorongnya untuk beralih ke penjualan secara daring atau online.
"Selama COVID-19, orang menjadi meminati belanja online. Ini kesempatan yang bagus, terutama bagi pengusaha muda karena kita tidak perlu datang langsung, hanya menelpon dan memesan secara online, dan sebagai perempuan muda, mudah sekali bagi saya untuk melakukan bisnis ini," katanya.
Tentu saja ia masih harus memberi pakan dan merawat ternaknya.
Tetapi dengan menjual hewan tersebut secara online, Sania melewatkan satu langkah dalam rantai penjualan tradisional, yakni membawa hewan-hewan tersebut ke pasar.
Calon pembeli kini dapat melihat video-video online mengenai masing-masing hewan yang ditawarkan dan kemudian datang untuk membawa hewan yang mereka ingin beli.
Meskipun teknologi telah membantu Sania mengembangkan bisnisnya, pasar ternak di Karachi masih tetap ramai menjelang Iduladha.
Suhrab Goth mungkin adalah pasar hewan kurban terbesar se-Asia. Pasar ini penuh dengan hewan kurban, para pemilik dan pembeli yang masih ingin bertemu dan bertransaksi secara langsung.
"Sejauh ini telah lebih dari 300 ribu ekor hewan yang dibawa dari berbagai penjuru negara ini. Kami perkirakan sedikitnya 700 ribu ekor hewan akan tiba di sini sebelum Iduladha. Kami telah mendirikan pasar di lahan seluas sekitar 364 hektare," kata Zaki Abro, pengelola pasar Suhrab Goth.
Seorang calon pembeli, Zunair Khan, datang dengan niat membawa pulang hewan korbannya. Tetapi tak satupun yang harganya masuk anggarannya.
"Saya telah berkeliling selama 11 jam ini, tetapi sayangnya belum menemukan kurban yang pas. Para pedagang biasanya meminta harga sekitar 36,2 juta rupiah untuk seekor sapi. Mustahil bagi kami untuk membeli dengan harga semahal itu. Ada pandemi dan inflasi, bagaimana orang biasa dapat menunaikan ritual agama? Allah akan menolong kami," katanya.
Tawar menawar antara pembeli dan penjual sudah biasa terjadi setiap tahun sewaktu mereka berupaya mencapai harga terbaik bagi semua pihak.
Pedagang sapi Murtaza Areejo mengatakan ia tidak dapat menurunkan harga seperti yang diminta calon pembelinya.
"Kami bingung karena kami membeli hewan-hewan ini dengan harga mahal, tetapi pembeli malah meminta harga murah. Bagaimana kami dapat melepas seekor kambing atau domba yang harganya sekitar 9,4 juta rupiah dengan harga sekitar 5,8 juta rupiah? Bagaimana kami dapat melanjutkan bisnis kami?” kata Murtaza.
Di Pakistan, Iduladha akan mulai dirayakan pada Rabu 21 Juli. [uh/ab]