Seorang ibu asal Tibet membakar diri, Rabu (27/5), untuk memprotes kebijakan represif China terhadap warga Tibet.
Sangye Tso, 36, membakar diri di depan sebuah bangunan keamanan dan pendidikan China di dalam kompleks biara Choparshing di provinsi Gansu, China.
Menurut para sumber, polisi tiba dalam waktu beberapa menit setelah insiden dimulai dan membawa pergi ibu dua anak itu. Tidak jelas apakah Sangye Tso dalam keadaan hidup sewaktu dibawa ke tahanan.
Dalam kasus-kasus pembakaran diri belakangan ini, para demonstran yang dibawa pergi masih hidup. Pihak berwenang kemudian memberitahu keluarga mereka keesokan harinya bahwa anggota keluarga itu telah meninggal dan dikremasi pada malam harinya.
Warga Tibet menganggap praktik ini sebagai semacam hukuman karena pihak berwenang merampas kesempatan keluarga itu untuk mengkremasi anggota keluarganya sesuai dengan tradisi Tibet.
Telah lebih dari 140 aksi protes membakar diri di wilayah-wilayah Tibet sejak tahun 2009, tetapi protes semakin berkurang frekuensinya dalam beberapa bulan ini, setelah diterapkannya denda dan hukuman lain bagi keluarga dan orang-orang lain yang memiliki hubungan erat dengan pelaku aksi membakar diri.