Foto bersama Michael Phelps-lah yang menginspirasi perenang Joseph Schooling untuk meraih medali emas Olimpiade. Jadi ketika ia diserbu penggemar saat kembali ke Singapura, ia dengan senang hati berfoto bersama.
Ratusan orang datang ke Bandar Udara Changi Singapura saat Schooling, 21, kembali dari Rio de Janeiro dengan medali emas Olimpiade terlingkar di lehernya hari Senin (15/8). Ia mengalahkan idolanya di nomor gaya kupu-kupu 100 meter putra untuk mempersembahkan medali emas olimpiade pertama bagi negara kota berpenduduk 5,54 juta orang itu.
"Jelas itu momen terbaik hidup saya," ujarnya kepada kerumunan orang. "Terima kasih semuanya telah datang. Ini (medali emas) bukanlah untuk saya. Ini untuk semua orang. Terima kasih, teman-teman."
Schooling, yang kuliah di University of Texas, selama empat hari akan merayakan keberhasilannya dalam acara-acara di Singapura, termasuk parade terbuka.
Sim Siew Png tiba di bandara tujuh jam lebih awal dengan harapan bertemu pahlawannya.
"Saya ingin melihat si anak emas," ujar remaja berusia 17 tahun itu, sambil memegang celana renang berwarna merah supaya ditandatangani Schooling. "Melihat momen itu secara langsung di televisi membuat saya bersemangat dan gembira. Keluarga saya menjerit-jerit semuanya."
Sim merujuk pada pertandingan hari Sabtu di Rio ketika Schooling memimpin jauh dan menang dengan catatan rekor OIimpiade 50,39 detik. Phelps, atlet Olimpiade dengan medali terbanyak sepanjang masa, Chad le Chlos dari Afrika Selatan dan Laszlo Cseh dari Hongaria berbagi medali perak.
Ayah Schooling, Colin, tidak pergi ke Rio namun ia mengatakan ia bermimpi lagu kebangsaan Singapura dinyanyikan di stadion Olimpiade.
"Saya punya perasaan Michael memuji anak saya. Saya senang anak saya menunjukkan rasa hormat. Sekarang kita harus menargetkan rekor dunia," ujarnya.
Schooling menghabiskan waktu lebih dari satu jam berterima kasih kepda para pendukungnya hari Senin, memberi tanda tangan dan berfoto bersama sementara orang-orang berteriak dan menyebut-nyebut namanya.
Schooling hanyalah seorang bocah berusia 13 tahun pada 2008 ketika Phelps datang berlatih di klubnya di Singapura sebelum Olimpiade Beijing.
Sementara anak-anak lain bergegas mendekati Phelps untuk berfoto, Schooling terdiam membeku. Ia merasa tidak percaya idolanya ada di depannya. Pada akhirnya, ia memberanikan diri untuk meminta foto bersama.
"Banyak hal karena Michael," ujar Schooling setelah kemenangannya. "Ia membuat saya ingin menjadi perenang yang lebih baik."
Schooling sudah menginspirasi anak-anak muda Singapura.
"Saya datang untuk mendukungnya karena ia ramah, mudah didekati dan sangat baik kepada anak-anak kecil," ujar Judy Eng, menceritakan bagaimana putranya yang berusia sembilan tahun menerima kata-kata motivasi dari Schooling.
Schooling bukan hanya panutan yang baik, ia juga sedikit lebih makmur sekarang ini.
Dengan mendapatkan medali Olimpiade pertama untuk negaranya, Schooling mendapat bonus S$1 juta atau sekitar Rp 9,7 miliar. [hd]