Upacara pengibaran bendera menandai 78 tahun Hari Kemerdekaan Indonesia kembali digelar langsung dan disaksikan ratusan masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah Washington DC dan sekitar. Tidak ada lagi pembatasan terkait COVID-19.
Suhu udara pagi yang panas tidak menyurutkan semangat peserta upacara. Mereka terus mengikuti rangkaian upacara yang berjalan khidmat di kediaman duta besar Indonesia untuk Amerika.
Fokus perhatian masyarakat yang hadir tahun ini tertuju pada 31 pemuda-pemudi diaspora Indonesia yang bertugas menjadi pasukan pengibar bendera. Mereka adalah siswa dan siswi berdarah Indonesia yang duduk di tingkat sekolah menengah atas di daerah Washington, DC.
Salah seorang dari mereka adalah Kaysan Antoni, 16, yang bertugas memegang bendera yang akan dikibarkan. Walau sudah berlatih selama tiga minggu, Kaysan mengaku nervous.
“To hold the flag, I was very proud to do it. I think I did pretty good. Alhamdulillah,” ujarnya.
Kaysan, siswa kelas 2 SMA, mengaku bangga menjadi pemegang bendera merah putih. Menurutnya, ia telah melakukannya dengan cukup baik. Alhamdulillah.
Meskipun lahir dan besar di Amerika, Kaysan mengaku senang bisa mewakili Indonesia dan membuat bangga orangtua.
“It was from my parents at first. But I think that I am proud I did it and I am thankful.”
Kaysan mengakui inisiatif menjadi tim pasukan pengibar bendera datang dari orangtuanya. Namun kemudian ia merasa bangga melakukannya dan bersyukur.
Ini kedua kali Duta Besar Indonesia untuk Amerika, Rosan Roeslani menjadi inspektur upacara, dan akan menjadi yang terakhir karena ia sudah menyandang tugas baru sebagai Wakil Menteri BUMN. Dalam upacara kali ini ia senang karena peserta upacara jauh lebih banyak.
Di antara peserta upacara terdapat Jodie Giovana Abrahamsz, mahasiswi asal Ambon. Ini pertama kali bagi Jodie, yang sedang kuliah pasca sarjana di George Washington University, mengikuti peringatan Hari Kemerdekaan di Amerika, jauh dari tanah air. Ia tampak antusias.
“Jadi merindukan tanah air sebenarnya karena ini pas satu tahun sudah tidak pernah kembali ke Indonesia. Walaupun sering ketemu teman-teman Indonesia, feeling-nya ketika kita hadir di perayaan 17 Agustus, mengikuti upacara bendera, itu beda banget. Bahkan, tadi ketika benderanya sudah mau sampai ke ujung tiang, rasanya terharu… Lebih sedih karena tidak bisa ikut upacara di Indonesia tetapi senangnya bisa merasakan upacara di USA. Jadi, merinding banget sebenarnya,” aku Jodie.
Sementara bagi Enzy Storia, menghadiri upacara Hari Kemerdekaan di luar negeri merupakan pengalaman pertama. Aktris dan model Indonesia ini baru dua bulan tinggal di Amerika, mengikuti suami, diplomat yang bertugas di KBRI Washington. Baginya…
“Seru banget. Ini pertama kalinya merayakan 17 Agustusan bukan di Indonesia. Jadi, pengalaman yang tidak terlupakan. Lebih terasa kekeluargaannya. Tetap ada hawa Indonesianya. Tidak berasa di luar negeri sebenarnya.”
Seusai upacara bendera, Duta Besar Rosan Roeslani mengajak masyarakat Indonesia yang hadir untuk berdoa, mensyukuri nikmat kemerdekaan. Secara simbolis ia memotong nasi tumpeng dan menyerahkannya kepada salah seorang sesepuh Indonesia di Washington. Dalam kesempatan itu, ia sekaligus pamit karena selanjutnya akan bertugas di Indonesia.
Selain upacara bendera, KBRI Washington akan mengadakan bazar dan panggung gembira pada 20 Agustus. Upacara bendera juga diadakan di seluruh kantor Konsulat Jenderal Indonesia yang tersebar di Amerika.
“Saya Rosan Roeslani, duta besar Indonesia untuk Amerika Serikat, dengan ini mengucapkan selamat hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia kepada seluruh pendengar VOA.” [ka/ab]
Forum