Tautan-tautan Akses

Peringati Tragedi Tiananmen, Mahasiswa Hong Kong Bersihkan 'Pilar Malu'


Mahasiswa membersihkan patung "Pilar Malu", peringatan bagi mereka yang tewas dalam penumpasan Tiananmen 1989, di Universitas Hong Kong, Jumat, 4 Juni 2021. (AP Photo/Kin Cheung)
Mahasiswa membersihkan patung "Pilar Malu", peringatan bagi mereka yang tewas dalam penumpasan Tiananmen 1989, di Universitas Hong Kong, Jumat, 4 Juni 2021. (AP Photo/Kin Cheung)

Puluhan mahasiswa Universitas Hong Kong melakukan kegiatan mengheningkan cipta, Jumat (4/6), di depan "Pilar Malu", patung merah darah yang didedikasikan sebagai monumen peringatan orang-orang yang meninggal dalam tragedi Lapangan Tiananmen 32 tahun lalu.

Ketua Serikat Mahasiswa Universitas Hong Kong Charles Kwok mengatakan para mahasiswa itu berkumpul untuk membela kebenaran sejarah penumpasan Lapangan Tiananmen.

Kwok mengatakan, dengan diselenggarakannya acara tersebut, mereka berharap dapat mengenang orang-orang yang telah berkorban untuk kebebasan dan demokrasi.

“Kami berharap dapat mendidik para mahasiswa di Universitas Hong Kong tentang bagaimana 'Pilar Malu dan Jembatan Swire' dua simbol gerakan demokrasi tercipta,” katanya. “Kebebasan kami untuk mengungkapkan pendapat telah terkikis.”

Mahasiswa membersihkan patung "Pilar Malu", peringatan bagi mereka yang tewas dalam penumpasan Tiananmen 1989, di Universitas Hong Kong, Jumat, 4 Juni 2021. (AP)
Mahasiswa membersihkan patung "Pilar Malu", peringatan bagi mereka yang tewas dalam penumpasan Tiananmen 1989, di Universitas Hong Kong, Jumat, 4 Juni 2021. (AP)


Kegiatan membersihkan "Pilar Malu" yang biasa disertai peletakan sejumlah karangan bunga, merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan bertepatan dengan peringatan tragedi Tiananmen tanggal 4 Juni.

Wilayah semiotonom Hong Kong dan Makau di dekatnya selama bertahun-tahun telah menjadi lokasi terakhir di wilayah Tiongkok yang diizinkan untuk secara terbuka memperingati peristiwa 4 Juni 1989, ketika Tentara Pembebasan Rakyat menembaki para pengunjuk rasa yang dimotori para mahasiswa sehingga menewaskan ratusan atau bahkan ribuan orang.

Sebelum tahun lalu, puluhan ribu orang biasanya berkumpul setiap tahun di Taman Victoria Hong Kong, untuk menyalakan lilin dan menyanyikan lagu-lagu untuk mengenang para korban.

Tetapi pihak berwenang, dengan alasan pandemi virus corona, melarang acara itu untuk tahun kedua berturutan. Pada pagi hari Jumat, menjelang peringatan tragedi itu, mereka menangkap para penyelenggara acara tersebut

Sebuah museum sementara yang didedikasikan untuk acara tersebut juga tiba-tiba ditutup pekan ini setelah pihak berwenang menyelidikinya karena tidak memiliki izin yang diperlukan untuk melangsungkan pameran publik.

Menteri Keamanan Hong Kong memperingatkan warga pekan lalu agar tidak berpartisipasi dalam pertemuan-pertemuan besar yang tidak sah. [ab/uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG