Hanya beberapa hari setelah kematian Nelson Mandela, sebuah film tentang hidupnya ditayangkan di bioskop Amerika. “Mandela: Long Walk to Freedom”, oleh sutradara Inggris Justin Chadwick, menyoroti perjalanan Mandela dari awal karirnya sebagai pengacara dan aktivis, sampai puluhan tahun di penjara dan pada akhirnya sebagai presiden Afrika Selatan.
“Kisah apartheid di benua Afrika, Afrika Selatan, yang dipisahkan oleh warna kulit terjadi 25 tahun yang lalu," ujar Idris Elba yang memerankan Mandela dalam film tersebut. "Penting bagi dunia untuk melihat film ini agar kita tidak melakukan kesalahan yang sama lagi."
Sewaktu pemutaran perdana film tersebut di London pada tanggal lima Desember, dan dihadiri oleh Duke dan Duchess of Cambridge, muncul kabar kematian Mandela. Produser film Harvey Weinstein mengatakan pemimpin ikonik itu sempat menonton sebagian film itu sebelum tutup usia.
"Kami menunjukkan sebagian film ini pada Nelson Mandela," ungkap Harvey Weinstein, "dan dia menontonnya dan berkata, 'Itu saya.'"
Kehidupan Mandela dengan Winnie terusik dengan keberadaannya di penjara yang panjang. Film itu menggarisbawahi apa yang direnggut dari pemimpin Afrika Selatan itu dan penderitaan yang dialami keluarganya selama 27 tahun. Setelah dibebaskan, film ini menunjukkan Mandela bertemu isterinya Winnie yang marah, yang ingin melanjutkan perjuangan.
"Perjalanan Winnie bukan perjalanan yang nyaman, bukan perjalanan yang menyenangkan," ujar Naomi Harris, yang memerankan Winnie Mandela. "Tidak ada banyak kebahagiaan dan tawa."
Namun Mandela, yang sudah lanjut usia, telah mengampuni musuh demi negaranya dan mencegah rakyat terjerumus dalam perang saudara.
"Orang-orang senang membenci," ujar karakter Mandela di dalam film. "Mereka bisa diajari cara mencintai. Karena cinta bisa datang dengan alami ke hati manusia."
Meskipun film ini tidak memperlihatkan transformasi Mandela selama bertahun-tahun, Idris Elba menampilkan akting yang membuatnya mendapatkan nominasi Golden Globe. Aktor ini mengatakan kematian Mandela membuatnya merasa seperti dia kehilangan ayahnya lagi.
"Mandela akan terus hidup. Ia tidak akan pernah mati," kata Elba. "Menurut saya film ini akan menjaganya tetap hidup."
“Kisah apartheid di benua Afrika, Afrika Selatan, yang dipisahkan oleh warna kulit terjadi 25 tahun yang lalu," ujar Idris Elba yang memerankan Mandela dalam film tersebut. "Penting bagi dunia untuk melihat film ini agar kita tidak melakukan kesalahan yang sama lagi."
Sewaktu pemutaran perdana film tersebut di London pada tanggal lima Desember, dan dihadiri oleh Duke dan Duchess of Cambridge, muncul kabar kematian Mandela. Produser film Harvey Weinstein mengatakan pemimpin ikonik itu sempat menonton sebagian film itu sebelum tutup usia.
"Kami menunjukkan sebagian film ini pada Nelson Mandela," ungkap Harvey Weinstein, "dan dia menontonnya dan berkata, 'Itu saya.'"
Kehidupan Mandela dengan Winnie terusik dengan keberadaannya di penjara yang panjang. Film itu menggarisbawahi apa yang direnggut dari pemimpin Afrika Selatan itu dan penderitaan yang dialami keluarganya selama 27 tahun. Setelah dibebaskan, film ini menunjukkan Mandela bertemu isterinya Winnie yang marah, yang ingin melanjutkan perjuangan.
"Perjalanan Winnie bukan perjalanan yang nyaman, bukan perjalanan yang menyenangkan," ujar Naomi Harris, yang memerankan Winnie Mandela. "Tidak ada banyak kebahagiaan dan tawa."
Namun Mandela, yang sudah lanjut usia, telah mengampuni musuh demi negaranya dan mencegah rakyat terjerumus dalam perang saudara.
"Orang-orang senang membenci," ujar karakter Mandela di dalam film. "Mereka bisa diajari cara mencintai. Karena cinta bisa datang dengan alami ke hati manusia."
Meskipun film ini tidak memperlihatkan transformasi Mandela selama bertahun-tahun, Idris Elba menampilkan akting yang membuatnya mendapatkan nominasi Golden Globe. Aktor ini mengatakan kematian Mandela membuatnya merasa seperti dia kehilangan ayahnya lagi.
"Mandela akan terus hidup. Ia tidak akan pernah mati," kata Elba. "Menurut saya film ini akan menjaganya tetap hidup."