Penandatanganan perjanjian perdagangan bebas terbesar di dunia, RCEP, dinilai akan menciptakan “momentum emas” bagi Indonesia untuk memulihkan ekonomi dan memperluas kerjasama bisnis dengan China dan negara lain, demikian pernyataan Duta Besar Indonesia untuk China Djauhari Oratmangun hari Minggu (29/11).
KTT Bisnis dan Investasi China-ASEAN, juga China-ASEAN Expo ke-17 dibuka Jumat lalu (27/11) di Nanning, ibu kota Kawasan Otonomi Guangxi Zhuang, di selatan China, hanya beberapa hari setelah sepuluh negara anggota ASEAN bersama China, Jepang, Korea Selatan, Australia dan Selandia Baru menandatangani Kemitraan Ekonomi Komprehensif Kawasan atau Regional Comprehensive Economic Partnership RCEP – yang merupakan blok perdagangan bebas terbesar di dunia.
Oratmangun yakin peningkatan fasilitas perdagangan RCEP akan membantu Indonesia menarik lebih banyak investasi dari negara-negara yang menandatangani perjanjian itu, dan karenanya akan membantu Indonesia memulihkan perekonomian yang mulai memasuki resesi, yang pertama dalam dua puluh tahun.
“Saya kira perekonomian kami sudah pulih kembali. RCEP yang ditandatangani awal bulan ini akan menciptakan momentum emas. Hal ini akan menyelaraskan proses pemulihan. Sebagaimana diketahui, RCEP berkontribusi sedikitnya hampir 30 persen perekonomian global. Saya yakin, mengingat Indonesia merupakan salah satu penggagas RCEP, kami akan merasakan manfaatnya. Perjanjian ini sedang dibahas di DPR. Kami yakin tidak saja investor dari China, tapi investor dari negara-negara lain juga akan datang dan menanamkan investasi di Indonesia,” ujarnya.
Ditambahkannya, secara khusus Indonesia sedang meningkatkan kerjasama dengan China dalam ekonomi digital, karena China terbukti menjadi pemimpin di bidang itu. [em/my]