Tautan-tautan Akses

Perkuat Hubungan Ekonomi, Jokowi Bertemu Xi Jinping


Ota-onalar karantin davrida bolalari bilan vaqtni mazmunli o&#39;tkazishga urinmoqda<br />
&nbsp;
Ota-onalar karantin davrida bolalari bilan vaqtni mazmunli o&#39;tkazishga urinmoqda<br /> &nbsp;

Untuk memperkuat kerjasama ekonomi Indonesia-China, Presiden Joko Widodo Minggu sore (14/5) bertemu dengan Presiden Xi Jinping. Pertemuan dilakukan seusai pembukaan “Belt and Road Forum for International Cooperation” di Beijing.

Bersama 29 kepala negara/pemerintahan, Presiden Joko Widodo Minggu pagi menghadiri pembukaan “Belt and Road Forum for International Cooperation” di China National Convention Center, Beijing, China. Kerjasama pembangunan infrastruktur dan konektivitas menjadi pembahasan utama dalam forum dua hari ini.

Seusai pembukaan acara itu Joko Widodo melakuan pertemuan bilateral dengan Presiden China Xi Jinping, mengadakan pembicaraan dengan sejumlah pejabat terkait dan menyaksikan penandatangan tiga dokumen kerjasama.

“Saya berharap kerjasama bilateral kedua negara akan semakin kokoh, terutama di bidang ekonomi. Pada kesempatan yang baik ini saya ingin memanfaatkan KTT OBOR untuk menciptakan momentum segar untuk semakin mempererat kerjasama Indonesia-China dalam kerangka 'one belt one road',” ungkap Jokowi.

Ditambahkannya, inisiatif “Belt & Road” akan semakin memperkokoh hubungan ekonomi Indonesia-China, terutama karena keduanya memiliki fokus yang sama pada pembangunan infrastruktur, konektivitas dan poros maritim.

Tiga dokumen yang ditandatangi Indonesia-China mencakup rencana tindakan untuk mewujudkan kemitraan strategis komprehensif Indonesia-China pada 2017-2022 yang ditandatangani langsung oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi; kerjasama ekonomi dan teknis – termasuk hibah sekitar 150 miliar rupiah untuk studi kelayakan soal pembangunan infrastruktur yang ditandatangani Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro dan Menteri Perdagangan China Zhong Shan; dan perjanjian fasilitasi kereta api cepat Jakarta-Bandung yang ditandatangani Direktur Utama PT KCIC Hanggoro dengan Direktur Utama Bank Pembangunan Nasional China Hu Huaibang dengan nilai komitmen sebesar 4,49 miliar dolar.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan pada wartawan bahwa inisiatif “Belt and Road” ini berawal dari konsep “jalur sutra maritim” yang disampaikan Presiden Xi Jinping ketika berkunjung ke Indonesia pada Oktober 2013 yang kemudian dikembangkan lebih jauh.

“Presiden Jokowi mengatakan beberapa proyek kemungkinan dapat dikerjakan dalam konteks inisiatif “Belt and Road” ini. Namun, ditambahkan bahwa Indonesia terbuka bekerjasama dengan pihak mana pun dengan prinsip-prinsip yang saling menguntungkan dan bermanfaat bagi rakyat, serta mengutamakan kerjasama yang sifatnya public-private partnership (kemitraan pemerintah-swasta),” tutur Retno.

Dalam pertemuan Jokowi-Xi juga dibahas soal kerjasama pada bidang kelapa sawit. Jokowi mengajak Xi menanamkan investasi pada industri turunan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), sesuai program biodiesel+5 yang sedang dikembangkan China. [em/al]

Recommended

XS
SM
MD
LG