Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang hari Minggu (10/1) menyampaikan rasa terima kasih kepada Amerika atas dukungan dan upaya memperkuat hubungan bilateral. “Baik Amerika dan Taiwan menghormati nilai-nilai bersama seperti demokrasi, kebebasan dan keterbukaan pikiran. Kami akan lebih sering berinteraksi guna saling memberi manfaat,” ujarnya.
Ia menambahkan, “Partai-partai politik di Kongres Amerika telah dengan suara bulat mendukung beberapa RUU yang mendukung Taiwan. Dan dalam beberapa tahun terakhir ini, di bawah kepemimpinan Presiden Tsai, kami memperoleh berbagai senjata dan fasilitas pertahanan yang dibutuhkan Taiwan. Kami menyampaikan rasa terima kasih kami kepada Amerika, yang telah berbicara untuk dan mendukung Taiwan. Kami berharap dapat lebih berinteraksi satu sama lain sehingga Taiwan memiliki ruang yang lebih besar dalam masyarakat internasional.”
Su menyampaikan hal itu sehari setelah Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengumumkan bahwa Departemen Luar Negeri membatalkan pembatasan lama tentang bagaimana diplomat Amerika dan lainnya dapat memiliki kontak dengan mitra-mitra mereka di Taiwan. Langkah itu diperkirakan akan mengecewakan China seiring akan berakhirnya pemerintahan Trump.
Media-media Taiwan menjadikan pernyataan Su itu sebagai perkembangan berita utama.
Pemerintah China menilai daratan China dan Taiwan merupakan bagian dari “satu China.” China telah meningkatkan ancamannya untuk menjadikan pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu di bawah kendali militer, seiring semakin seringnya patroli udara dan latihan perang. China telah menggunakan pengaruh diplomatiknya untuk mencegah Taiwan bergabung dengan organisasi mana pun yang mensyaratkan status kenegaragaan untuk menjadi anggota. [em/jm]