Perayaan kemerdekaan Indonesia ke-75 tahun tidak hanya bergema di tanah air, tapi juga di Amerika. Mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam Persatuan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat atau Permias Nasional, merayakan kemerdekaan tersebut dengan mengadakan kegiatan forum dan diskusi melalui media virtual, disebut Ignite Indonesia.
Forum yang membahas berbagai isu menarik tentang potensi mahasiswa Indonesia di Amerika bagi pembangunan di Indonesia ini, menampilkan wawancara eksklusif dengan para tokoh nasional, seperti Menteri Riset dan Teknologi Indonesia Bambang Brojonegoro, tokoh perempuan Yenny Wahid, Direktur Pelaksana Bank Dunia Marie Pangestu, pakar teknologi Ilham Habibie, Duta Besar Indonesia untuk PBB Dian Triansyah Djani dan diaspora profesional Indonesia yang sukses di Amerika, Julia Gow dan Sonita Lontoh.
"Acara ini bermula dari keinginan teman-teman Permias se-Amerika Serikat untuk tetap melaksanakan peringatan hari kemerdekaan Indonesia yang ke-75, dengan menyatukan seluruh mahasiswa Indonesia di Amerika dan berkontribusi bagi penanganan Covid-19 di tanah air," kata dr Alvinsyah Pramono, mahasiswa pascasarjana kedokteran di Rutgers University New Jersey.
Menurut Alvin, lebih dari 3.000 peserta hadir dan mengikuti kegiatan ini. Sebagian besar adalah mahasiswa Indonesia di Amerika yang saat ini berjumlah lebih dari 8.500 mahasiswa.
Selain diskusi, Ignite Indonesia juga menampilkan sajian karya musisi Addie MS dengan orkestra Twilite Orchestra, Khatulistiwa Virtual Choir oleh Josodirdjo Foundation, pianis jazz Nial Djuliarso, konser Berklee Indonesian Ensemble, Pusakata, serta penyanyi Isyana Sarasvati. Berbagai publik figur juga memberikan dukungan pada acara ini seperti, presenter Raffi Ahmad, pengusaha Gita Wirjawan, penyayi Rossa, pakar marketing Hermawan Kertajaya dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Tampil pada malam itu adik mantan Presiden AS Barack Obama, Maya Soetoro Ng yang memberikan kata sambutan.
"Kemerdekaan bukan tanda untuk berhenti bekerja, tapi tanda untuk bekerja lebih keras lagi", kata Maya Soetoro yang saat ini menjadi konsultan Obama Foundation, sebuah organisasi nirlaba untuk menginspirasi, memberdayakan, dan membangun hubungan antar manusia untuk merubah dunia.
"Kalian harus bekerja sebagai perantara, mari kita rayakan bersama keindahan dan kebersamaan budaya dan komunitas Indonesia," jelas Maya yang berharap agar peserta forum ini dapat menciptakan perdamaian dan memahami perbedaan.
Acara ini juga melakukan penggalangan dana melalui kitabisa.com, bekerjasama dengan doctorSHARE. Hingga berita ini diturunkan, telah terkumpul dana sekitar Rp 233 juta. Dana yang terkumpul tersebut akan dialokasikan untuk penyediaan alat pelindung bagi petugas kesehatan di berbagai rumah sakit daerah tertinggal, terdepan dan terluar di Indonesia.
"Meskipun kita harus beradaptasi untuk mengadakan acara virtual pada tanggal 17 tahun ini, acara ini berlangsung sangat lancar. Ini adalah hasil kerja keras seluruh tim," kata Narendra Surjaudaja, ketua panitia Ignite Indonesia yang sedang belajar di kampus Universitas California, Los Angeles.
Forum diskusi Ignite Indonesia merupakan awal dari berbagai kegiatan melalui media virtual yang akan diselenggarakan oleh Permias Nasional. [nr]