Para menteri luar negeri dari 24 negara bertemu di Indonesia pada Jumat (14/7). Isu mengenai persaingan AS-China, perang di Ukraina, dan rudal Korea Utara, diperkirakan mendominasi pembicaraan dalam pertemuan keamanan tahunan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Menteri luar negeri dan juga pejabat tinggi dari China, Amerika Serikat dan Rusia termasuk di antara mereka yang bergabung dengan Forum Regional ASEAN (ARF) di mana agenda pembicaraannya kali ini terganggu oleh gejolak geopolitik pekan ini.
Dalam sambutan pembukaan kepada para menteri luar negeri ASEAN, Presiden Indonesia Joko Widodo -- yang tahun ini menjabat sebagai ketua bergilir blok itu -- mengatakan pertemuan tersebut bertujuan untuk mencari solusi, dan bukan untuk memperburuk masalah regional dan global.
“Kita, anggota ASEAN yang sedang berkembang, membutuhkan pengertian, kearifan, dukungan dari negara-negara maju, dari negara-negara tetangga kita, untuk meninggalkan pendekatan win-lose solution dan mengambil pendekatan win-win solution,” ujarnya.
Sementara itu Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengadakan pembicaraan "terus terang dan konstruktif" dengan Diplomat Tertinggi China Wang Yi pada hari Kamis di Jakarta, menurut Departemen Luar Negeri AS. Ini pertemuan terbaru dari serangkaian interaksi yang katanya ditujukan untuk mengatasi perselisihan antara kedua negara adidaya itu.
Perdebatan AS-China mendominasi ARF tahun lalu, yang berlangsung beberapa hari setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan, sehingga membuat marah Beijing, yang kemudian meluncurkan latihan militer di sekitar Taiwan dan menutup banyak saluran dialog dengan Washington.
Pertemuan pada Kamis (13/7) adalah bagian dari upaya berkelanjutan untuk menjaga saluran komunikasi tetap terbuka dan "mengatasi perselisihan secara bertanggung jawab dengan mengurangi risiko salah persepsi dan salah perhitungan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller dalam sebuah pernyataan.
Wang mengatakan kepada Blinken bahwa kunci untuk mengembalikan hubungan ke jalur yang benar adalah mengadopsi "sikap rasional dan pragmatis," kata Kementerian Luar Negeri China.
Pada Kamis (13/7), jet-jet tempur China memantau sebuah pesawat patroli Angkatan Laut AS yang terbang melalui Selat Taiwan yang sensitif, sewaktu China melakukan latihan militer di selatan pulau itu, yang diklaimnya sebagai salah satu provinsinya.
ASEAN yang beranggotakan 10 negara menjadi tuan rumah KTT Asia Timur pada Jumat pagi sebelum mengadakan pertemuan terpisah dengan Blinken.
Pada sore harinya mereka bergabung dengan para menteri luar negeri dari Rusia, Australia, Jepang, Inggris, Korea Selatan, dan banyak lagi, untuk pertemuan tertutup ARF, yang diperkirakan akan membahas peluncuran rudal balistik antarbenua terbaru Korea Utara pekan ini.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov juga berada di Jakarta, di mana ia dalam sebuah wawancara sempat mengatakan bahwa perang di Ukraina tidak akan berakhir sampai Barat "menghentikan rencananya untuk mempertahankan dominasinya," termasuk "keinginan obsesif" untuk mengalahkan Rusia secara strategis.
Diplomat Tertinggi China Wang Yi juga bertemu dengan Lavrov. Ia mengatakan kedua belah pihak akan "memperkuat komunikasi dan koordinasi strategis."
Negara-negara Barat juga diperkirakan akan mengutuk militer Myanmar yang berkuasa atas dugaan kekejamannya terhadap penduduk sipil. Junta militer menindak lawan-lawannya dengan kekerasan dan bahkan mengerahkan jet-jet tempur serta artileri berat untuk menghalau gerakan perlawanan bersenjata prodemokrasi.
ASEAN pada Kamis (13/7) malam "mengutuk keras tindakan kekerasan yang terus berlanjut, termasuk serangan udara, penembakan artileri, dan penghancuran fasilitas publik" dalam komunike bersama mereka, yang dikeluarkan lebih dari 30 jam setelah para menteri luar negeri menyelesaikan pertemuan mereka. Penundaan perilisan komunike, seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, telah menunjukkan adanya perselisihan tentang isinya. [ab/uh]
Forum