Sidang Majelis Umum PBB dibuka di New York dengan fokus pada kebangkitan ekstremisme Islamis di Irak, Suriah dan daerah-daerah lain di Timur Tengah, serta penanggulangan wabah virus Ebola baru-baru ini di Afrika Barat.
Para pemimpin dari lebih dari 140 negara telah berkumpul untuk mengikuti pertemuan PBB di New York.
Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan kepada Majelis Umum bahwa kelompok-kelompok ekstremis merupakan ancaman nyata bagi masyarakat internasional. Ia juga mengatakan hak asasi diserang oleh serangan-serangan bom, pemenggalan kepala, membuat warga sipil kelaparan dengan sengaja, serta serangan-serangan terhadap rumah-rumah sakit, tempat-tempat perlindungan dan konvoi bantuan PBB.
Presiden Amerika Barack Obama akan hadir di Majelis Umum sebentar untuk menyampaikan pidato yang berfokus pada perjuangan melawan militan Negara Islam (ISIS), sementara sebuah koalisi yang dipimpin Amerika, termasuk negara-negara Arab, melancarkan serangan udara terhadap kelompok tersebut di Suriah.
Menurut sebuah pernyataan Amerika, Obama akan mendesak para pemimpin dunia untuk bergabung dengannya dalam berbagai upaya “melumpuhkan dan menghancurkan” ISIS.
Sekitar 200 pemimpin dunia menghadiri sidang di Markas Besar PBB ini, tetapi hanya 38 pemimpin yang berbicara di depan sidang.
Presiden Brazil Dilma Roussef yang dikenal suka berbicara lantang akan menjadi pembicara pertama, disusul Presiden Amerika Barack Obama.
Sementara Presiden Indonesia Soesilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan akan menjadi pembicara ke-17 setelah Presiden Finlandia Sauli Niinisto.
