Presiden Somalia, Senin (27/12), mengumumkan bahwa ia menangguhkan sementara jabatan Perdana Menteri Mohamed Hussein Roble. Keputusan presiden ini kian memperuncing pertikaian terkait pemilu yang telah lama tertunda di negara Tanduk Afrika yang bermasalah itu.
Pengumuman itu muncul sehari setelah kedua pemimpin berdebat tentang proses perencanaan pemilu yang lamban di negara itu. Roble menuduh Presiden Mohamed Abdullahi Mohamed, yang lebih dikenal sebagai Farmajo, menyabotase pemilu.
Hubungan antara Farmajo dan Roble telah lama tegang. Perkembangan terakhir menimbulkan kekhawatiran baru bagi stabilitas Somalia yang sedang berusaha melangsungkan pemilu dan memerangi pemberontakan jihadis.
Pada Senin (27/12), kantor Farmajo mengatakan bahwa presiden telah "memutuskan untuk menangguhkan sementara jabatan Perdana Menteri Mohamed Hussein Roble dan menghentikan kekuasaannya karena ia terkait kasus korupsi". Farmajo menuduh Roble mengganggu penyelidikan kasus perampasan tanah. Namun Roble membalas dengan menuduh Farmajo berusaha mengambil alih jabatan perdana menteri dengan paksa -- tindakan yang menurut Roble melanggar konstitusi dan hukum negara.
"Perdana menteri berkomitmen untuk tidak bisa dihalangi oleh siapa pun dalam memenuhi tugas nasionalnya untuk memimpin negara menuju pemilihan umum yang membuka jalan bagi transfer kekuasaan secara damai," kata pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor Roble.
Meskipun ada laporan mengenai kehadiran militer yang meningkat di sekitar kantor perdana menteri, Roble masih bisa memasuki tempat kerjanya, sehari setelah Farmajo menarik mandatnya untuk menyelenggarakan pemilu dan menyerukan pembentukan komite baru pemilu.
Kedua tokoh telah saling tuduh dalam beberapa hari terakhir, dengan Roble menuduh bahwa Farmajo tidak ingin mengadakan "pemilihan yang kredibel". Farmajo pada gilirannya menuduh Roble mencoba mempengaruhi penyelidikan skandal yang melibatkan tanah milik militer setelah perdana menteri itu memecat menteri pertahanan dan menggantikannya pada hari Minggu (26/12). "Perdana Menteri telah menekan Menteri Pertahanan untuk mengalihkan penyidikan kasus perampasan tanah publik itu," demikian keterangan kantor Farmajo, Senin (27/12).
Pada hari Minggu (26/12), Amerika Serikat mengatakan "sangat prihatin dengan penundaan pemilu yang berlanjut dan oleh ketidakberesan prosedur yang telah merusak kredibilitas proses". Sejumlah analis mengatakan kebuntuan pemilu telah mengalihkan perhatian dari masalah Somalia yang lebih besar, terutama pemberontakan Al-Shabaab.
Sekutu Al-Qaeda itu diusir dari Mogadishu satu dekade lalu tetapi tetap menguasai sejumlah wilayah pedesaan dan terus melancarkan serangan mematikan di ibu kota dan lokasi-lokasi lain. [ab/ka]