Para mediator internasional mengadakan pembicaraan di ibu kota Qatar, Doha, pada Kamis (15/8), untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza guna mencegah perang yang lebih besar di Timur Tengah.
Para perunding dari Amerika Serikat (AS), Mesir dan Qatar dijadwalkan bertemu dengan delegasi dari Israel. Hamas mengatakan pada Rabu (14/8) bahwa pihaknya tidak akan ambil bagian dalam perundingan tersebut. Namun perwakilannya mungkin akan bertemu dengan mediator nanti, kantor berita Reuters mewartakan.
Taruhannya tinggi.
Selain pertempuran yang sedang berlangsung di Gaza dan Tepi Barat, Israel dan Hizbullah juga saling baku tembak di perbatasan dengan Lebanon. Lebih dari 100 sandera masih ditahan.
Pengiriman komersial lewat laut kerap diserang oleh para kombatan Houthi yang berbasis di Yaman, dan Iran juga mengancam akan melalukan serangan balasan atas pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran bulan lalu. Meskipun Israel tidak mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut, Israel secara luas disalahkan atas kematian Haniyeh.
Menurut laporan Reuters, tiga pejabat senior Iran mengatakan kesepakatan gencatan senjata di Gaza akan menjadi satu-satunya cara untuk mencegah pembalasan atas pembunuhan tersebut.
Rencana yang dibahas di Doha dimulai sebagai “peta jalan” tiga fase menuju gencatan senjata yang diumumkan oleh Presiden AS Joe Biden pada 31 Mei. Proposal tersebut menyerukan gencatan senjata selama enam minggu, penarikan pasukan Israel dari daerah berpenduduk di Gaza, dan membebaskan para sandera perempuan, lansia dan yang terluka sebagai imbalan pembebasan tahanan Palestina. Bantuan kemanusiaan akan meningkat dan warga Palestina akan dapat kembali ke rumah mereka.
Gencatan senjata yang dilakukan dalam enam tahap akan mengarah pada tahap kedua, yang akan melibatkan pembebasan seluruh sandera dan penarikan penuh Israel dari Gaza. Gencatan senjata akan menjadi permanen.
Rekonstruksi wilayah Gaza sendiri akan berlangsung di tahap ketiga.
Pertarungan terus berlanjut saat perundingan sedang berlangsung.
Pada Kamis, Kementerian Kesehatan di Tepi Barat mengatakan pasukan Israel membunuh dua warga Palestina dalam serangan udara di sebuah kamp pengungsi. Tujuh orang terluka. Militer Israel melaporkan dua militan bersenjata yang mengancam pasukan keamanan di daerah tersebut tewas.
Pejabat kesehatan Palestina mengatakan hampir 40.000 orang tewas dalam serangan oleh Israel sebagai pembalasan atas 1.200 orang yang terbunuh dan 250 orang ditangkap oleh Hamas pada 7 Oktober.
Para pejabat Palestina mengatakan korban perang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, sementara Israel mengatakan mayoritas adalah kombatan. [ft/rs]
Materi dari The Associated Press, Reuters dan Agence France-Presse digunakan dalam laporan ini.