LONDON, INGGRIS —
Diplomat-diplomat senior dari 11 negara hari Selasa bertemu di London dengan anggota oposisi Suriah untuk mendorong mereka yang menentang Presiden Suriah Bashar al-Assad agar menghadiri konferensi perdamaian yang lama tertunda dengan pemerintah.
Pertemuan hari Selasa itu mempertemukan para pejabat Inggris, Mesir, Perancis, Jerman, Italia, Yordania, Qatar, Arab Saudi, Turki, Amerika dan Uni Emirat Arab.
Berbicara setelah pertemuan itu, Menteri Luar Negeri Inggris William Hague menekankan dukungan para pemimpin Barat terhadap oposisi moderat Suriah dengan memusatkan perhatian pada mengamankan pemerintahan transisi untuk Suriah. Tetapi ia menegaskan, Presiden Assad tidak akan berperan dalam pemerintahan transisi itu, tuntutan utama oposisi Suriah.
Hague mengatakan, "Kami sepakat, akan bersatu dan bersama-sama mendukung proses Jenewa II yang dipimpin PBB. Tetapi ini harus mengarah pada mewujudkan kesepakatan bersama mengenai badan pemerintahan transisi dengan kekuasaan eksekutif penuh. Ini diatur dalam komunike Jenewa Juni 2012. Dan, kesepakatan bersama artinya hal itu hanya bisa disetujui dengan persetujuan Koalisi Nasional Suriah. Jadi, Assad tidak akan berperan dalam pemerintahan Suriah di masa depan."
Banyaknya faksi dalam oposisi menyulitkan pengaturan pembicaraan damai itu. muncul berbagai pertanyaan mengenai siapa yang akan hadir dan dengan syarat apa.
Tetapi Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry mengatakan semua pihak setuju, solusi politik adalah satu-satunya cara mengatasi krisis itu.
"Saya tahu tidak ada negara, termasuk Rusia dan negara lain di kawasan ini yang tidak termasuk kelompok pendukung ini, yang percaya bahwa ada solusi militer untuk konflik ini. Jelas bahwa kedua pihak akan terus berperang. Dan pada akhirnya korban terbesar, yang paling menderita, adalah rakyat Suriah sendiri, yang terusir dari rumah mereka dan tewas dalam kekerasan paling kejam yang semakin berdampak besar pada negara-negara sekitarnya karena kehidupan mereka terpengaruh akibat arus masuknya pengungsi," ujar Kerry.
Para pemimpin oposisi mengancam akan memboikot konferensi perdamaian yang diusulkan itu kecuali bila Presiden Assad setuju mengundurkan diri.
Pertemuan hari Selasa itu mempertemukan para pejabat Inggris, Mesir, Perancis, Jerman, Italia, Yordania, Qatar, Arab Saudi, Turki, Amerika dan Uni Emirat Arab.
Berbicara setelah pertemuan itu, Menteri Luar Negeri Inggris William Hague menekankan dukungan para pemimpin Barat terhadap oposisi moderat Suriah dengan memusatkan perhatian pada mengamankan pemerintahan transisi untuk Suriah. Tetapi ia menegaskan, Presiden Assad tidak akan berperan dalam pemerintahan transisi itu, tuntutan utama oposisi Suriah.
Hague mengatakan, "Kami sepakat, akan bersatu dan bersama-sama mendukung proses Jenewa II yang dipimpin PBB. Tetapi ini harus mengarah pada mewujudkan kesepakatan bersama mengenai badan pemerintahan transisi dengan kekuasaan eksekutif penuh. Ini diatur dalam komunike Jenewa Juni 2012. Dan, kesepakatan bersama artinya hal itu hanya bisa disetujui dengan persetujuan Koalisi Nasional Suriah. Jadi, Assad tidak akan berperan dalam pemerintahan Suriah di masa depan."
Banyaknya faksi dalam oposisi menyulitkan pengaturan pembicaraan damai itu. muncul berbagai pertanyaan mengenai siapa yang akan hadir dan dengan syarat apa.
Tetapi Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry mengatakan semua pihak setuju, solusi politik adalah satu-satunya cara mengatasi krisis itu.
"Saya tahu tidak ada negara, termasuk Rusia dan negara lain di kawasan ini yang tidak termasuk kelompok pendukung ini, yang percaya bahwa ada solusi militer untuk konflik ini. Jelas bahwa kedua pihak akan terus berperang. Dan pada akhirnya korban terbesar, yang paling menderita, adalah rakyat Suriah sendiri, yang terusir dari rumah mereka dan tewas dalam kekerasan paling kejam yang semakin berdampak besar pada negara-negara sekitarnya karena kehidupan mereka terpengaruh akibat arus masuknya pengungsi," ujar Kerry.
Para pemimpin oposisi mengancam akan memboikot konferensi perdamaian yang diusulkan itu kecuali bila Presiden Assad setuju mengundurkan diri.