Seorang perwira Angkatan Laut Amerika yang memiliki akses ke bidang intelijen yang sangat peka mengaku melakukan pekerjaan mata-mata dan memperoleh layanan pelacuran.
Pengakuan ini datang dalam interogasi dua hari menyusul penahanan dirinya di bandara Hawaii September lalu.
Pengungkapan ini adalah yang terakhir dari serangkaian perkembangan dalam kasus Letnan Edward Lin, yang berada dalam tahanan selama delapan bulan tetapi kasusnya baru diumumkan menyusul sidang dengar peradilan pada 8 April.
Perwira berusia 39 tahun ini berasal dari Taiwan dan lancar berbahasa Mandarin. Ia pindah ke Amerika pada usia 14 tahun, serta jadi warga negara Amerika pada 1998.
Menurut dokumen tuduhan, Lin menghadapi dua butir tuduhan mata-mata dan tiga butir tuduhan upaya mata-mata. Dokumen itu hanya mengatakan, Lin berbagi informasi rahasia dengan “pemerintahan asing,” meskipun pejabat mencurigai, dia bekerja untuk Taiwan atau China, atau mungkin kedua-duanya. [jm]