Amerika mengatakan pihaknya telah menerbangkan dua pesawat militer di atas wilayah sengketa di Laut China Selatan tanpa memberitahu China, tantangan langsung pertama terhadap upaya China untuk menciptakan zona pemberitahuan pertahanan udara.
Pejabat-pejabat di Pentagon hari Selasa (26/11) mengatakan dua pesawat pembom B-52 ikut serta dalam latihan reguler di atas kepulauan yang disengketakan itu hari Senin (25/11). Langkah itu menyusul pengumuman Amerika sebelumnya bahwa pesawat militernya tidak akan mengidentifikasi dirinya sesuai aturan baru China tersebut. Tetapi para analis mengatakan penerbangan itu adalah pesan yang jelas bahwa Washington tidak akan mengakui usaha China untuk menegakkan kekuasaan di wilayah itu.
Kementerian pertahanan China mengatakan hari Rabu (27/11) pihaknya memantau “seluruh penerbangan itu dan mengidentifikasi mereka pada waktunya.” Kementerian itu memperingatkan bahwa “China mampu melakukan kontrol yang efektif” atas wilayah tersebut.
Pentagon mengatakan penerbangan hari Senin itu tidak menimbulkan tanggapan segera dari Beijing, yang dua hari sebelumnya menyatakan wilayah angkasa tersebut bagian dari zona pertahanan udaranya yang baru. China telah memperingatkan semua pesawat meng-identifikasi diri sebelum memasuki wilayah itu dan mematuhi semua perintah dari Beijing.
Amerika dan Jepang bertekad untuk tidak mengakui zona identifikasi pertahanan udara di mana China menghendaki seluruh pesawat militer dan sipil untuk mengidentifikasi diri mereka dan mematuhi aturannya.
Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera hari Selasa (26/11) mengatakan Jepang bekerjasama erat dengan Amerika dan akan mengambil seluruh langkah yang diperlukan untuk melindungi wilayah Jepang.
Meskipun pejabat-pejabat Amerika dan Jepang mengutuk langkah China itu sebagai provokasi, mereka menekankan langkah itu tidak akan menimbulkan dampak pada bagaimana kerja mereka di wilayah itu.
Pejabat-pejabat di Pentagon hari Selasa (26/11) mengatakan dua pesawat pembom B-52 ikut serta dalam latihan reguler di atas kepulauan yang disengketakan itu hari Senin (25/11). Langkah itu menyusul pengumuman Amerika sebelumnya bahwa pesawat militernya tidak akan mengidentifikasi dirinya sesuai aturan baru China tersebut. Tetapi para analis mengatakan penerbangan itu adalah pesan yang jelas bahwa Washington tidak akan mengakui usaha China untuk menegakkan kekuasaan di wilayah itu.
Kementerian pertahanan China mengatakan hari Rabu (27/11) pihaknya memantau “seluruh penerbangan itu dan mengidentifikasi mereka pada waktunya.” Kementerian itu memperingatkan bahwa “China mampu melakukan kontrol yang efektif” atas wilayah tersebut.
Pentagon mengatakan penerbangan hari Senin itu tidak menimbulkan tanggapan segera dari Beijing, yang dua hari sebelumnya menyatakan wilayah angkasa tersebut bagian dari zona pertahanan udaranya yang baru. China telah memperingatkan semua pesawat meng-identifikasi diri sebelum memasuki wilayah itu dan mematuhi semua perintah dari Beijing.
Amerika dan Jepang bertekad untuk tidak mengakui zona identifikasi pertahanan udara di mana China menghendaki seluruh pesawat militer dan sipil untuk mengidentifikasi diri mereka dan mematuhi aturannya.
Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera hari Selasa (26/11) mengatakan Jepang bekerjasama erat dengan Amerika dan akan mengambil seluruh langkah yang diperlukan untuk melindungi wilayah Jepang.
Meskipun pejabat-pejabat Amerika dan Jepang mengutuk langkah China itu sebagai provokasi, mereka menekankan langkah itu tidak akan menimbulkan dampak pada bagaimana kerja mereka di wilayah itu.