Seorang pria yang diperkirakan menggunakan sabuk berbahan peledak telah membajak sebuah pesawat penumpang Mesir dalam penerbangan antara Alexandria dan Kairo, hari Selasa (28/3), dan memaksanya mendarat di Siprus, menurut para pejabat Mesir.
Setelah pesawat EgyptAir mendarat di bandar udara Larnaka, pembajak melepaskan semua orang dalam pesawat kecuali lima orang asing dan para awak, kata EgyptAir.
Sekitar 60 orang, termasuk tujuh awak, ada di dalam pesawat itu, ujar para pejabat Mesir dan Siprus.
"Negosiasi-negosiasi dengan pembajak telah menghasilkan pembebasan semua penumpang pesawat kecuali para awak dan lima orang asing," tulis maskapai penerbangan tersebut dalam pernyataannya.
Media Cyprus Broadcasting Corporation (CBC) melaporkan bahwa pesawat Egyptair itu membawa 55 penumpang dan tujuh orang awak. Pembajakan terjadi di wilayah informasi penerbangan Siprus dan pesawat itu dibelokkan ke Larnaka.
Jenis pesawat adalah Airbus 320, menurut kementerian penerbangan Mesir.
Kementerian tersebut dalam pernyataan tertulis mengatakan bahwa pilot Omar al-Gammal telah menginformasikan kepada pihak berwenang bahwa ia diancam oleh seorang penumpang yang memiliki sabuk bunuh diri dan memaksanya mendarat di Larnaka.
Pihak berwenang di Siprus mengatakan para pembajak tidak segera membuat tuntutan setelah pesawat itu mendarat di bandar udara di Larnaka.
Pesawat Egyptair itu seharusnya terbang dari kota Alexandria ke ibukota Mesir, Kairo.
Otoritas penerbangan Mesir mengatakan pembajak pesawat tersebut mengklaim memakai sabuk dengan peledak. Peledak itu mengindikasikan bahwa pembajak adalah seorang militan Islamis. Sabuk 'bunuh diri' telah menjadi senjata pilihan para milian Islamis di Timur Tengah. [hd]