Pemerintah Laos mengatakan pesawat milik maskapai penerbangan pemerintah jatuh ke Sungai Mekong dalam cuaca buruk, menewaskan 49 orang dari 11 negara.
Tayangan video kantor berita Associated Press dari lokasi kejadian Kamis pagi (17/10), menunjukkan petugas penyelamat berada di tepi sungai dan dalam kapal-kapal kecil di sungai berlumpur dan sangat lebar itu, tetapi tidak tampak kepingan badan pesawat. Pemerintah Australia mengatakan pihaknya diberitahu bahwa diperkirakan tidak ada korban yang selamat.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Transportasi, yang mengoperasikan Lao Airlines, mengatakan 44 penumpang dan lima awak berada dalam penerbangan QV301 dari ibukota Laos, Vientiane, ke Pakse di Laos selatan. Laporan sebelumnya menyebut 39 penumpang.
Maskapai itu mengoperasikan pesawat ATR 72-600 bermesin ganda turboprop, dalam penerbangan yang menempuh jarak 467 kilometer. Pembuat ATR, Perancis, mengatakan pesawat yang jatuh itu telah diserahkan Maret lalu. Pesawat itu berkonfigurasi 68 sampai 74 kursi.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand Sek Wannamethee mengatakan kedutaan negaranya di Vientiane diberitahu, pesawat itu jatuh pada jarak tujuh hingga delapan kilometer dari Bandara di Pakse.
Pada daftar penumpang yang dikirim maskapai itu melalui faksimil, terdapat 44 orang yaitu 17 warga Laos, tujuh Perancis, lima Australia, lima Thailand, tiga Korea Selatan, dua Vietnam dan lima orang masing-masing dari Kanada, China, Malaysia, Taiwan dan Amerika Serikat. Pejabat-pejabat Korea, Perancis dan Thailand mengukuhkan jumlah itu untuk negara masing-masing.
Pemerintah Laos mengatakan maskapai tersebut mengambil semua langkah yang diperlukan guna mengoordinasi dan mengirim semua unit penyelamat ke lokasi kecelakaan dengan harapan menemukan korban selamat.''
Namun, pernyataan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia menyebutkan, pemerintah Laos memberitahu kedutaannya di Vientiane, diperkirakan tidak ada yang selamat dalam musibah tersebut.
Tayangan video kantor berita Associated Press dari lokasi kejadian Kamis pagi (17/10), menunjukkan petugas penyelamat berada di tepi sungai dan dalam kapal-kapal kecil di sungai berlumpur dan sangat lebar itu, tetapi tidak tampak kepingan badan pesawat. Pemerintah Australia mengatakan pihaknya diberitahu bahwa diperkirakan tidak ada korban yang selamat.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Transportasi, yang mengoperasikan Lao Airlines, mengatakan 44 penumpang dan lima awak berada dalam penerbangan QV301 dari ibukota Laos, Vientiane, ke Pakse di Laos selatan. Laporan sebelumnya menyebut 39 penumpang.
Maskapai itu mengoperasikan pesawat ATR 72-600 bermesin ganda turboprop, dalam penerbangan yang menempuh jarak 467 kilometer. Pembuat ATR, Perancis, mengatakan pesawat yang jatuh itu telah diserahkan Maret lalu. Pesawat itu berkonfigurasi 68 sampai 74 kursi.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand Sek Wannamethee mengatakan kedutaan negaranya di Vientiane diberitahu, pesawat itu jatuh pada jarak tujuh hingga delapan kilometer dari Bandara di Pakse.
Pada daftar penumpang yang dikirim maskapai itu melalui faksimil, terdapat 44 orang yaitu 17 warga Laos, tujuh Perancis, lima Australia, lima Thailand, tiga Korea Selatan, dua Vietnam dan lima orang masing-masing dari Kanada, China, Malaysia, Taiwan dan Amerika Serikat. Pejabat-pejabat Korea, Perancis dan Thailand mengukuhkan jumlah itu untuk negara masing-masing.
Pemerintah Laos mengatakan maskapai tersebut mengambil semua langkah yang diperlukan guna mengoordinasi dan mengirim semua unit penyelamat ke lokasi kecelakaan dengan harapan menemukan korban selamat.''
Namun, pernyataan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia menyebutkan, pemerintah Laos memberitahu kedutaannya di Vientiane, diperkirakan tidak ada yang selamat dalam musibah tersebut.