Sebelum pesawat nirawak dan satelit canggih mulai mengumpulkan informasi intelijen militer, Amerika mengandalkan pesawat terbang supersonic dengan kecepatan tinggi yang bisa menembus wilayah-wilayah udara musuh, memotret dan keluar sebelum tertangkap. Pesawat-pesawat yang terakhir kali digunakan tahun 1998 itu masih memegang sejumlah rekor dunia. Tetapi kini pesawat mata-mata hanya bisa ditemukan di museum.
Lockheed SR-71 atau yang dijuluki sebagai “Blackbird” dan dikenal sebagai pesawat paling canggih di dunia, kini diberi tempat kehormatan di Museum Steven F. Udvar-Hazy yang berada dibawah pengelolaan Institute Smithsonian, di luar kota Washington DC.
Beberapa pesawat lain bisa dilihat di museum-museum yang lebih kecil di seluruh Amerika, antara lain di Blackbird Airpark di Palmdale, California.
Pemandu sukarela Bill Flanagan yang biasa duduk di kursi belakang pesawat SR-71 sebagai Reconnaissance Systems Officer mengatakan, “Anda bisa melihat jendela kecil yang kini ditutupi kanvas, itu kantor saya! Saya tidak punya alat untuk menerbangkan pesawat itu karena tidak bisa melihat ke depan, tetapi saya mengendalikan radar, sistem navigasi, alat kontra-elektronik dan juga bertindak sebagai kopilot atau pilot pendamping bagi pilot di depan saya.”
SR-71 Blackbird dikembangkan setelah salah satu pendahulunya – Lockheed’s U-2 – ditembak jatuh di atas Uni Soviet tahun 1960 dalam misi mata-mata untuk CIA.
Menyadari kerentanan U-2, CIA meminta pesawat terbang yang bisa terbang tinggi dan lebih cepat, sehingga tidak terlihat oleh radar.
Dalam dua tahun dengan menggunakan piranti kalkulasi analog mekanis yang disebut “slide rules”, tim teknik di Lockheed membangun A-12, pesawat mata-mata dengan satu tempat duduk.
“Tetapi Angkatan Udara menginginkan pesawat pengintai yang pada dasarnya bisa membawa lebih banyak sensor dibanding A-12 dan A-2 yang hanya bisa membawa kamera tunggal dan mungkin sebuah perekam,” tambah Flanagan.
Itulah sebabnya SR-71 dibangun. Dengan kecepatan lebih dari 3.500 kilometer per jam dan kemampuan terbang hampir 26 kilometer, pesawat ini praktis tidak bisa ditembak. Salah satu pesawat ini terbang dari Los Angeles ke Washington DC dalam 64 menit.
“Saya punya sejumlah orang yang bekerja di jaringan pertahanan udara Warsaw Pact dan mengatakan kami benar-benar melihat Blackbird sesaat di radar dan tidak percaya begitu cepatnya pesawat itu melintas layar radar kami dan menghilang,” tukas Flanagan.
Setelah melalui perdebatan panjang di Kongres dan Pentagon tentang berbagai proyek teknologi maju, SR-71 dipensiunkan secara permanen pada tahun 1998. Tugas pesawat itu diambilalih oleh pesawat pengintai nirawak (drone) dan satelit. Tetapi hingga hari ini, Blackbird tetap menjadi pesawat berawak yang terbang tercepat dan tertinggi di dunia. [em/al]