Empat marinir Amerika Serikat (AS) tewas ketika pesawat Osprey yang mereka tumpangi jatuh di sebuah kota di Lingkar Arktik (Artic Circle) di Norwegia saat latihan yang digelar oleh Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO).
Pihak berwenang mengatakan, Sabtu (19/3), latihan militer itu tidak terkait dengan perang Rusia di Ukraina.
Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Stoere mencuit bahwa mereka tewas dalam dalam kecelakaan pada Jumat (18/3) malam.
Penyebab jatuhnya pesawat itu masih diselidiki, tetapi polisi Norwegia melaporkan cuaca buruk di kawasan itu.
Marinir, yang ditugaskan di 2nd Marine Aircraft Wing, II Marine Expeditionary Force, ikut serta dalam latihan NATO yang disebut “Cold Response.”
AS mengatakan identitas keempat marinir itu belum akan segera diumumkan karena sesuai kebijakan Departemen Pertahanan AS, mereka akan memberitahu keluarga dan kerabat korban terlebih dahulu.
Pesawat yang jatuh itu adalah tipe MV-22B Osprey.
Menurut pihak Angkatan Bersenjata Norwegia dalam sebuah pernyataan, pesawat itu “memiliki empat awak dan sedang dalam misi pelatihan di Kabupaten Nordland” di bagian udara Norwegia. Pesawat ini sedang dalam perjalan ke utara Bodoe, di mana ia dijadwalkan mendarat sebelum pukul 18.00 pada Jumat (18/3).
Pesawat Osprey ini jatuh di Graetaedalen, di Beian, selatan Bodoe. Polisi mengatakan misi pencarian dan penyelamatan akan segera diluncurkan. Pada Sabtu pukul 01.30 dini hari, polisi tiba di tempat kejadian dan memastikan empat awak Osprey itu telah meninggal dunia.
“The Cold Response Drill” diikuti oleh sekitar 30.000 tentara, 220 pesawat terbang dan 50 kapal – dari 27 negara. Anggota non-NATO, Finlandia dan Swedia juga ikut serta. Latihan itu dimulai pada 14 Maret dan berakhir 1 April. Belum diketahui penyebab kecelakaan itu, tetapi Angkatan Bersenjata Norwegia mengatakan latihan “akan berjalan sesuai rencana, dengan tindakan yang kami harus ambil karena cuaca.”
Surat kabar Norwegia, VG, mengatakan sejumlah anggota Palang Merah telah datang ke lokasi kecelakaan itu dan menandai jejak yang mereka buat dengan GPS untuk polisi, dalam apa yang mereka gambarkan sebagai kondisi cuaca yang sangat sulit. [em/ft]