Angkatan bersenjata Mesir, Sabtu (10/2), terus melakukan “serangan udara gencar terhadap tempat dan perkumpulan teroris di Sinai Tengah dan Utara.
Seorang juru bicara Angkatan Darat Mesir, Sabtu, membenarkan operasi militer akan terus dilakukan, tetapi tidak memberi rincian atau angka korban atau penangkapan.
Mesir dengan diam-diam melakukan operasi itu dengan kerja sama Israel. Kedua negara pernah berperang tiga kali tetapi sekarang menghadapi musuh bersama, kata para analis, dalam usaha untuk menghentikan pemberontakan di Sinai.
Tahun lalu, militan menyerang sebuah masjid Sufi di daerah itu, menewaskan 311 orang Jemaah. Sinai berbatasan dengan Israel dan Gaza dan sudah lama sebagai basis kelompok-kelompok pemberontak Islam yang terkait dengan al-Qaida.
Serangan militer itu adalah bagian dari “Operasi Menyeluruh Sinai 2018” oleh pemerintah Mesir. Operasi yang diumumkan Jumat (9/2), ditujukan untuk menarget teroris dan unsur-unsur dan organisasi penjahat di seluruh Mesir.
“Angkatan bersenjata dan polisi bertekad untuk menumpas teroris dan untuk mencapai perdamaian dan kestabilan,” kata Kolonel Tamer a-Rifai.
Serangan udara Israel di Sinai ditargetkan terhadap perorangan atau kelompok kecil, bukan terhadap prasarana, kata laporan media. [gp/ii]