Upaya pencarian pada hari ketiga itu melibatkan dukungan pesawat TNI Angkatan Udara dari Lanud Hasanuddin untuk pencarian dari sisi udara. Kapal KM Lintas Timur tenggelam pada 1 Juni 2019 namun baru diketahui pada 4 Juni setelah salah seorang korban dalam kecelakaan kapal itu ditemukan terapung dan diselamatkan oleh Kapal India yang melintas.
Hingga Kamis, 6 Juni 2019, Tim penyelamat masih melakukan upaya pencarian 17 orang awak kapal KM Lintas Timur yang tenggelam di perairan Laut Banggai pada 1 Juni 2019. Pencarian itu melibatkan Basarnas Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, Basarnas Kendari Sulawesi Tenggara dan Basarnas Makassar, Sulawesi Selatan, serta unsur TNI-POLRI.
Kepala Basarnas Makassar, Mustari yang dihubungi dari Palu, kepada VOA mengatakan upaya pencarian pada hari ke-tiga itu telah melibatkan dukungan pesawat TNI Angkatan Udara Lanud Hassanuddin. Pesawat Boeing 737-200 dari Lanud tersebut dikerahkan untuk ikut melakukan pencarian KM Lintas Timur.
Pesawat dengan 14 orang crew dari internal TNI AU tersebut telah berangkat dari Lanud Hasanuddin pada pukul 10.00 Wita dengan ketinggian pencarian di bawah 10.000 kaki. Pesawat akan menyisir perairan yang diduga terdapat korban. Lama pencarian oleh pesawat berlangsung 1 jam 30 menit dan akan kembali terbang setelah mengisi bahan bakar di Kendari, Sulawesi Tenggara.
“Kami Basarnas Makassar, Kendari maupun Palu melakukan pencarian KM Lintas Timur yang karam di perairan Luwuk Banggai. Dan pada hari ke-tiga ini. Basarnas melibatkan perbantuan pesawat TNI AU untuk melakukan pencarian. Untuk lebih mempermudah ya pencarian lewat sisi udara karena saat ini KN SAR Bhisma Basarnas Palu melakukan pencarian dari sektor Laut,” jelas Mustari melalui sambungan telepon.
KM Lintas Timur mengalami kecelakaan dan dinyatakan tenggelam setelah salah seorang awak kapal bernama Yacob ditemukan di Perairan Luwuk pada 4 Juni. Dari keterangan korban selamat itu, diketahui kapal KM Lintas Timur mengalami kecelakaan pada tanggal 1 Juni. Kapal bermuatan semen itu berangkat pada 28 Mei dari Pelabuhan Bitung Manado, Sulawesi Utara, menuju Morowali di Sulawesi Tengah.
Kecelakaan itu bermula setelah terjadi gangguan mesin motor lampu. Setelah perbaikan selama 2 jam di tengah laut, kapal melanjutkan perjalanan menuju Morowali dalam kondisi badan kapal yang sedikit miring. Dua jam kemudian air laut memasuki lambung kapal yang menyebabkan kapal semakin miring, yang memaksa 18 orang di atas kapal tersebut melompat ke laut dengan menggunakan pelampung.
Basrano selaku Kepala Basarnas Palu, Sulawesi Tengah mengatakan berdasarkan keterangan Yacob diketahui dari 18 orang itu, 6 di antaranya – termasuk Yacob - memutuskan berenang menuju daratan untuk mencari bantuan. Akan tetapi 4 di antaranya diduga tidak selamat karena kelelahan setelah berenang tanpa henti selama 19 jam, sedangkan seorang lainnya berenang terpisah. Yacob berhasil selamat setelah memegang batang pohon yang mengapung di laut sebelum ia ditemukan kapal India yang sedang melintas.
“Dari awal itu ada satu tim, satu kelompok besar 18 orang kemudian di subuh hari mereka mencoba berinisiatif untuk bagaimana mencari daratan dengan harapan untuk mencari bantuan sehingga mereka memisahkan diri, membentuk kelompok. Selama usaha mereka itu, ternyata tidak semuanya bisa berhasil selamat, hanya satu orang yang berhasil selamat. Dipastikan oleh saudara Yakob, 4 orang itu dipastikan mereka meninggal dalam usaha mereka untuk meraih daratan sedangkan yang 1 orang terpisah dari saudara Yacob dan hingga saat ini belum diketahui,” kata Basrano.
Menurut Basrano pencarian pada hari ke-tiga ini masih dipusatkan di perairan sekitar Pulau Peleng, antara Kabupaten Banggai Kepulauan dan kabupaten Banggai. Kondisi cuaca di wilayah itu dalam dua hari terakhir umumnya sering hujan yang menyebabkan jarak pandang terbatas dengan ketinggian ombak antara satu hingga satu setengah meter dan kecepatan angin rata-rata di atas 20 knot. (y//uh)
Berikut data-data Anak Buah Kapal KM Lintas Timur menurut Keterangan korban selamat (Sumber: Basarnas Palu)
Matita Putty Marthinus
Rifqi Mustafa Manif
Zulkifli
Muh. Amri
Karno
Arif Utomo
Rico Alvi Nugroho
Yacob Achon Nedrupun (Ditemukan Selamat)
Baharuddin B
Krisna
Lukas Matrutty
Yoga Rezka Maulana
Lukni Maulana Kamaluddin
Faisal Backhogi
Amis Amura
La Daud
Jefri (Tidak ada dalam manifest) operator
Nur (Tidak ada dalam manifest) operator