Tautan-tautan Akses

Peserta Konferensi Sahabat Suriah di Maroko Akui Koalisi Oposisi Suriah


Menlu Tunisia Rafik Abdessalem (kiri), Wamenlu AS William Burns (tengah) dan Menlu Inggris William Hague menghadiri pertemuan 'Kelompom Sahabat Suriah' di Marrakech (12/12).
Menlu Tunisia Rafik Abdessalem (kiri), Wamenlu AS William Burns (tengah) dan Menlu Inggris William Hague menghadiri pertemuan 'Kelompom Sahabat Suriah' di Marrakech (12/12).

Sebuah kelompok yang terdiri dari lebih 100 negara yang menyerukan agar presiden Suriah Bashar al-Assad mengundurkan diri, siap mengakui secara resmi koalisi oposisi yang baru dibentuk perwakilan rakyat Suriah.

Maroko menjadi tuan rumah dalam pertemuan para delegasi yang mendukung Koalisi Nasional Suriah dalam konferensi “Sahabat Suriah”, Rabu (12/12).

Pertemuan itu ditujukan untuk menyepakati sebuah strategi bagi transisi politik jika pemerintah Presiden Bashar al-Assad jatuh. Kelompok itu juga membahas bagaimana konflik itu mempengaruhi keamanan regional dan usaha-usaha untuk menyediakan bantuan kemanusiaan bagi para pengungsi Suriah.

Arab Saudi mengumumkan paket bantuan senilai 100 juta dolar bagi para pemberontak dialam konferensi itu.

Wakil Menteri Luar Negeri Amerika William Burns mengatakan di Maroko, Rabu (12/12) semakin cepat Assad mundur, semakin baik bagi semua warga Suriah.

Amerika mengakui koalisi oposisi baru Suriah hari Selasa (11/12), beberapa jam setelah Amerika menyatakan pasukan jihad Suriah, yang berperang bersama para pemberontak, sebagai organisasi teroris. Departemen luar negeri Amerika mengatakan kelompok Jabhat al-Nusra merupakan kepanjangan al-Qaida di Irak yang berusaha menyusup masuk dalam konflik Suriah.

Namun Rabu (12/12), pemimpin koalisi oposisi itu mendesak Amerika untuk mempertimbangkan kembali keputusan untuk mengkategorikan Jabhat al-Nusra sebagai kelompok teroris, dengan mengatakan bahwa perbedaan ideologi dan politik dengan sejumlah partai tidak merubah fakta bahwa mereka juga ingin menggulingkan Assad.
XS
SM
MD
LG