Para petugas pertolongan di Turki menarik seorang lelaki remaja dari reruntuhan hari Jumat, lebih dari 100 jam setelah gempa bumi 7,2 skala Richter pada hari Minggu lalu meruntuhkan kawasan luas bagian tenggara negara ini.
Mereka menemukan anak laki-laki itu beberapa jam setelah menolong seorang pemuda lain di Ercis hari Kamis. Tetapi, harapan menemukan lagi orang yang masih hidup semakin menipis sementara cuaca dingin dan salju menghambat usaha pertolongan di Ercis, kota yang paling parah dilanda gempa itu, dan kota-kota dan desa lain di daerah itu. Pada hari Rabu, tiga orang lain ditarik dari himpitan bangunan yang runtuh.
Pihak berwenang bergegas menyediakan penampungan bagi ribuan orang korban yang kehilangan tempat tinggal akibat gempa. Para pejabat mengatakan jumlah korban yang tewas telah meningkat ke paling sedikit 550 orang dan 2.300 orang luka-luka. Mereka memperkirakan jumlah korban akan terus meningkat sementara jenazah diangkati dari reruntuhan.
Federasi Palang Merah Internasional mengatakan cabangnya di Turki sedang giat membantu orang-orang yang selamat, dan telah membagi-bagikan lebih dari 7.500 kemah dan 22.000 selimut, serta kompor masak, pangan, dan air bersih.
Banyak penduduk yang mengungsi mengeluh bahwa pemerintah tidak bertindak cukup cepat untuk membagikan bantuan. Walaupun menunggu dalam antrian panjang selama berjam-jam, sebagian tidak dapat memperoleh kemah atau penampungan. Banyak yang terpaksa tidur di udara terbuka yang cukup dingin, dihangatkan dengan selimut dan api unggun.
Ada laporan mengenai adanya sebagian orang yang memperoleh kemah tambahan, menjual dan mengantongi uangnya, sementara organisasi Sabit Merah Turki mengatakan 17 truk bahan pertolongannya dijarah pada hari Rabu.