Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan hari Minggu (1/10) menyampaikan pidato di pembukaan sidang parlemen setelah tiga bulan reses. Ia berbicara hanya beberapa jam setelah ledakan bom bunuh diri di ibu kota Ankara, yang melukai sedikitnya dua polisi.
Erdogan bicara tentang beragam topik, termasuk keanggotaan di Uni Eropa, keputusan Pengadilan HAM Eropa (ECHR) dan keamanan di perbatasan.
Soal upaya Turki untuk menjadi anggota Uni Eropa dan lobi yang selama ini dilakukannya, Erdogan mengatakan bahwa dirinya sudah tidak punya harapan apapun pada Uni Eropa karena (Turki) sudah menunggu di pintu selama 60 tahun.
"Jika mereka membalikkan ketidakadilan mereka, khususnya tentang pemberlakuan visa, yang mereka gunakan sebagai selubung untuk memberi kami sanksi, mereka akan memperbaiki kesalahan mereka sendiri. Jika tidak, maka mereka kehilangan hak untuk mengharapkan apapun dari kami secara politik, sosial, ekonomi, militer dan lain-lain," tandasnya.
Dalam pidato itu Erdogan juga menegaskan kembali tujuan pemerintahnya untuk menciptakan zona aman sepanjang 30 kilometer di sepanjang perbatasannya dengan Suriah untuk mengamankan perbatasan selatan dari serangan.
Beberapa jam sebelum Erdogan menyampaikan pidato itu seorang pembom bunuh diri meledakkan bahan peledak di dekat pintu masuk Kementerian Dalam Negeri. Pelaku tewas di tempat, sementara penyerang kedua tewas dalam baku tembak dengan polisi. Dua polisi cedera dalam insiden itu.
Menteri Dalam Negeri Ali Yerlikaya menyebut kedua polisi dan aparat keamanan Turki sebagai “pahlawan” dan menegaskan bahwa “perang melawan terorisme dan mereka-mereka yang berkolaborasi dengannya, termasuk kelompok-kelompok kriminal terorganisir akan terus berlanjut.” [em/jm]
Forum