Pernyataan tersebut keluar di saat Jerman sedang membuat tim khusus untuk mempelajari pelajaran-pelajaran yang bisa diambil dari kecelakaan tersebut, yang menewaskan 150 orang minggu lalu.
Sumber yang dekat dengan penyelidikan mengatakan pada Bild bahwa Andreas Lubitz, 27, sedang mencari bantuan medis untuk memperbaiki kondisi penglihatannya.
Walaupun Lubitz mengatakan pada dokter tentang pekerjaannya sebagai pilot, dan dalam beberapa kasus tentang tempat ia bekerja Germanwings, ia sengaja menyembunyikan fakta bahwa ia masih bekerja, kata surat kabar tersebut.
Bila Lubitz memberitahu dokter ia masih menerbangkan pesawat, merka mungkin merasa mempunyai kewajiban untuk melanggar sumpah kerahasiaan pasien dan menyampaikan informasi tersebut kepada tempat Lubitz bekerja karena ia mungkin bisa menjadi sumber bahaya bagi lainnya.
Keluhan tabrakan mobil
Bild menyebutkan dokumen yang tersedia bagi para penyelidik mengungkapkan Lubitz mengatakan ia mengalami kecelakaan mobil di akhir tahun 2014 dan mengeluh trauma dan masalah penglihatan.
Masih menjadi misteri apa yang menjadi motif Lubitz mengunci kapten di luar kokpit pesawat A320 dan sepertinya sengaja mengarahkan pesawat tersebut ke arah sebuah Pegunungan Alpen.
Menurut catatan medis, Lubitz mengatakan ia mengonsumsi obat untuk depresi, gangguan kecemasan dan serangan panik, kata Bild. Obat-obatan yang ia konsumsi termasuk Lorazepam.
Induk perusahaan Germanwings, Lufthansa mengatakan Lubitz memberi tahu sekolah tempat ia mengenyam pendidikan penerbangan pada tahun 2009 bahwa ia telah melalui “episode depresi berat.”
Hal tersebut mungkin dapat berpengaruh terhadap kompensasi yang diajukan kepada Lufthansa, walaupun keluarga korban mungkin menerima kompensasi yang berbeda-beda, kata para pengacara.
Perubahan tes medis dan psikologis untuk pilot adalah salah satu subyek yang akan dibahas oleh tim ahli yang diumumkan oleh Jerman pada hari Kamis (2/4).
Tim ahli juga akan mengubah mekanisme pergantian yang memungkinkan pintu kokpit dikunci dari dalam, sebuah langkah yang diambil setelah peristiwa 11 September 2001, di Amerika Serikat.
Diskusi harus dilakukan
Klaus-Peter Siegloch, presiden asosiasi industri penerbangan Jerman BDL, mengatakan isu-isu tersebut harus segera didiskusikan.
“Kami tidak ingin menunggu sampai akhir penyelidikan, yang mungkin akan memakan waktu lama seperti halnya bencana-bencana serupa," ujarnya.
Tim ahli juga akan terbuka untuk mendiskusikan isu-isu lain dari penyelidikan tim Perancis, termasuk mengharuskan penumpang menunjukkan identitas mereka ketika terbang di dalam wilayah Schengen yang terdiri dari 26 negara di Eropa yang tidak membutuhkan paspor.
Beberapa menteri mengatkan, karena sistem Schengen, tidak bisa diketahui dengan cepat siapa penumpang pesawat yang jatuh itu.