Presiden Kroasia yang berhaluan kiri dan merupakan pengkritik keras dukungan militer Barat untuk Ukraina dalam perang melawan Rusia, mencalonkan diri untuk pemilihan kembali di negara yang terletak di Laut Adriatik itu. Namun, sepertinya dia tidak akan meraih suara mayoritas pada putaran pertama pemungutan suara Minggu (29/12).
Presiden Zoran Milanović, yang sering dibandingkan dengan Donald Trump karena gaya komunikasinya yang agresif dengan lawan-lawan politiknya, menghadapi tujuh pesaing lainnya, termasuk Dragan Primorac, kandidat dari Partai Demokratik Kroasia yang berkuasa.
Menurut jajak pendapat pra-pemilu, keduanya diperkirakan akan berhadapan pada putaran kedua pada 12 Januari mendatang jika tidak ada pesaing yang mendapatkan lebih dari 50 persen suara.
Milanović vs Primorac
Sebagai politisi paling populer di Kroasia, Milanović, yang berusia 58 tahun, pernah menjabat sebagai perdana menteri di masa lalu. Dengan gaya populis, Milanovic telah menjadi pengkritik keras Perdana Menteri saat ini, Andrej Plenković, dan perdebatan keduanya akhir-akhir ini menandai kancah politik Kroasia.
“Karena masa tenang pemilu masih berlangsung, saya hanya ingin mengajak orang-orang untuk keluar dan memberikan suara. Untuk mendukung saya,” ujar Milanović setelah memberikan suaranya pada Minggu. Ia memperkirakan akan ada putaran kedua dalam dua minggu.
Sementara Plenković, sang perdana menteri, telah berusaha menggambarkan pemungutan suara ini sebagai pemungutan suara tentang masa depan Kroasia di Uni Eropa dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Dia telah mencap Milanović sebagai “pro-Rusia” dan ancaman bagi Kroasia di kancah dunia.
Meskipun jabatan presiden di Kroasia sebagian besar bersifat seremonial semata, presiden terpilih memegang otoritas politik dan bertindak sebagai komandan tertinggi militer.
Milanović telah mengkritik dukungan NATO dan Uni Eropa untuk Ukraina dan sering menegaskan bahwa Kroasia tidak boleh memihak. Ia berulang kali menegaskan Kroasia harus menjauh dari perselisihan global, meskipun Kroasia adalah anggota NATO dan Uni Eropa.
Milanović juga telah memblokir partisipasi Kroasia dalam misi pelatihan yang dipimpin NATO untuk Ukraina, dengan menyatakan “tidak ada tentara Kroasia yang akan mengambil bagian dalam perang orang lain.”
Saingan utamanya dalam pemilu, Primorac, menyatakan “tempat Kroasia adalah di Barat, bukan di Timur.” Namun, upaya pencalonan dirinya sebagai presiden telah diusik oleh kasus korupsi tingkat tinggi yang membuat menteri kesehatan Kroasia dipenjara bulan lalu dan menjadi sorotan utama dalam debat pra-pemilu.
Selama kampanye pemilu, Primorac berusaha untuk menggambarkan dirinya sebagai pemersatu, dan Milanović sebagai pemecah belah.
Raspudić di Urutan Ketiga
Berada di urutan ketiga dalam jajak pendapat pra-pemilu adalah Marija Selak Raspudić, seorang kandidat independen yang konservatif. Ia memfokuskan kampanye pemilihannya pada masalah ekonomi warga biasa, korupsi dan isu-isu seperti penurunan populasi di negara berpenduduk sekitar 3,8 juta jiwa ini.
Pemilihan presiden pada Minggu merupakan pemilihan ketiga di Kroasia tahun ini, setelah pemilihan parlemen pada bulan April dan pemungutan suara Parlemen Eropa pada Juni. [em/jm]
Forum