Operator pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi mengatakan telah mulai melepaskan gelombang pertama air radioaktif yang telah diolah ke Samudra Pasifik.
Dalam tayangan video langsung dari ruang kendali di PLTN yang hancur oleh tsunami tersebut pada Kamis (24/8), Tokyo Electric Power Company (TEPCO) Holdings memperlihatkan seorang staf mengaktifkan pompa air laut, menandai dimulainya proyek kontroversial yang diperkirakan akan berlangsung selama beberapa dekade.
“Pompa air laut A diaktifkan,” kata operator utama itu, mengukuhkan bahwa pelepasan sedang berlangsung.
Organisasi-organisasi nelayan Jepang telah menentang rencana itu karena khawatir akan kerusakan lebih jauh pada reputasi makanan laut mereka. Berbagai organisasi di China dan Korea Selatan juga telah mengemukakan kekhawatiran, menjadikannya sebagai isu politik dan diplomatik.
Namun, Pemerintah Jepang dan TEPCO mengatakan air itu harus dilepaskan untuk memberi ruang bagi penonaktifan PLTN dan untuk mencegah kebocoran yang tak disengaja. Mereka mengatakan pengolahan dan pengenceran akan membuat air limbah itu lebih aman daripada standar internasional dan dampaknya terhadap lingkungan akan sangat kecil. Namun, beberapa ilmuwan mengatakan dampak jangka panjang radioaktif dosis rendah yang masih ada di air itu perlu diperhatikan.
Pelepasan air dimulai lebih dari 12 tahun setelah krisis nuklir pada Maret 2011, yang disebabkan oleh gempa kuat dan tsunami. Ini menandai tonggak sejarah bagi perjuangan PLTN itu dalam menangani cadangan air radioaktif yang terus bertambah, yang menurut TEPCO dan pemerintah telah menghambat tugas berat dalam menyingkirkan sisa-sisa lelehan beracun yang mematikan dari reaktor-reaktor di sana. [uh/ab]
Forum