Anwar Ibrahim berjanji akan memperjuangkan persatuan saat dilantik sebagai perdana menteri Malaysia pada Kamis (24/11), setelah tiga dekade perjalanan politiknya, yang bermula dari anak didik pemimpin veteran Mahathir Mohammad, hingga menjadi pemimpin aksi protes dan seorang tahanan yang dihukum karena tuduhan sodomi, sebelum akhirnya menjadi pemimpin oposisi.
Anwar, 75 tahun, berjanji akan memerangi korupsi dan fokus pada ekonomi Malaysia sambil tetap menjunjung tinggi Islam sebagai agama resmi negara multietnis itu dan membela hak-hak khusus etnis Melayu.
“Setelah puluhan tahun penuh cobaan dan kesengsaraan, Ia (Tuhan) telah memberikan kesempatan itu bagi kita, dan bagi saya khususnya, untuk memimpin negeri ini,” kata Anwar di hadapan wartawan Kamis malam waktu setempat. Ia kemudian meneriakkan kata “Reformasi,” setelah menyerukannya selama bertahun-tahun saat menjadi oposisi.
Penunjukkannya sebagai perdana menteri mengakhiri krisis pascapemilu selama lima hari yang belum pernah terjadi sebelumnya. Akan tetapi, penunjukkannya juga dapat menyebabkan ketidakstabilan lebih lanjut ketika pesaingnya, mantan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin, menantangnya untuk membuktikan mayoritasnya di parlemen Malaysia.
Anwar mengambil alih kursi perdana menteri pada saat yang menantang: perlambatan ekonomi dan perpecahan bangsa setelah pemilu ketat yang mengadu koalisi progresif Anwar melawan aliansi Muslim-Melayu Muhyiddin yang sebagian besar berhaluan konservatif. [rd/em]
Forum