Tautan-tautan Akses

PM Belanda Mark Rutte Kalahkan Penantangnya dari Kubu Nasionalis


Perdana Menteri Mark Rutte dari Partai Liberal VVD memberikan salam kepada para pendukungnya di Den Haag, Belanda 15 Maret 2017. (REUTERS/Yves Herman).
Perdana Menteri Mark Rutte dari Partai Liberal VVD memberikan salam kepada para pendukungnya di Den Haag, Belanda 15 Maret 2017. (REUTERS/Yves Herman).

Hasil-hasil awal pemilu Belanda mengatakan partai Perdana Menteri Mark Rutte memenangkan sebagian besar kursi di parlemen, mengalahkan partai nasionalis ekstrem kanan, Geert Wilders, dengan selisih kemenangan yang lebih besar dari pada yang diperkirakan.

Partai beraliran kanan tengah pimpinan Rutte, Partai Rakyat bagi Kebebasan dan Demokrasi diperkirakan meraih 32 dari 150 kursi parlemen, jauh mengungguli partai lain manapun. Tiga partai masing-masing diperkirakan akan memperoleh 19 kursi termasuk Partai Kebebasan yang anti imigrasi pimpinan Wilders.

Perdana Menteri Rutte merayakan hasil-hasil pemilu itu sebagai “sebuah perayaan demokrasi” dan mengatakan Belanda sebelumnya mengatakan “tidak” kepada “kaum populis yang keliru”.

“Saya kira ini berarti bahwa di Belanda orang tanggap akan dua pesan, terutama kita seharusnya tidak bereksperimen bahwa kita harus melanjutkan kebijakan negara untuk membuat ekonomi kuat dan sekarang membuat orang merasa dalam kehidupan pribadi mereka perekonomian ini salah satu perekonomian yang terbaik di dunia Barat,” kata Rutte.

Wilders bersikukuh setelah kekalahannya memperingatkan Perdana Menteri Rutte bahwa ia akan tidak akan menghentikan perjuangan atau gerakannya.

“Saya sangat bersedia untuk berjuang, saya bersedia berjuang untuk itu. Kita salah satu pemenang dalam pemilu ini tapi saya lebih suka menjadi partai terbesar dalam pemilu ini, sangat disayangkan kita tidak berhasil dalam hal itu. Kita harus menunggu sampai pemilu berikutnya tapi kita bukan partai yang tidak kalah. Kita menang empat atau lima. Itu adalah hasil yang harus dibanggakan,” ujar Wilders.

Wilders dalam kampanye berjanji untuk melarang migran Muslim, menutup masjid, melarang penjualan Quran dan ingin mundur dari Uni Eropa.

Pencalonannya dianggap sebagai ujian terbaru gelombang populisme yang merambah di seluruh Eropa dan di seluruh kawasan Atlantik sampai ke Amerika.

Setelah Inggris mengejutkan seluruh Eropa dengan memutuskan meninggalkan Uni Eropa, kepopuleran Wilders dipandang sebagai peringatkan lebih jauh bahwa kerjasama diantara negara-negara Eropa bisa terancam.

Pemilihan di Belanda itu akan diikuti oleh dua negara lainnya di Eropa tahun ini yang menampilkan tokoh-tokoh nasionalis sayap kanan. Perancis memilih presiden barunya bulan April sementara Jerman akan mengadakan pemilu bulan September. [my/al]

Recommended

XS
SM
MD
LG