Perdana Menteri Belgia Charles Michel mengatakan kehidupan sudah kembali normal setelah serangan bom bunuh diri di bandara Brussels dan stasiun kereta api yang menewaskan 32 orang dan melukai puluhan lainnya.
Berbicara di ibukota Belgia, Charles Michel mengakui negaranya telah membuat kesalahan dalam memberantas ekstremis, tetapi menolak kecaman bahwa Belgia merupakan negara paling lemah di Eropa dalam melawan ancaman teroris.
Serangan di Brussels dua pekan lalu adalah serangan paling mematikan sejak Perang Dunia Kedua.
Michel mengatakan pemberantasan teroris mencapai keberhasilan dan sekaligus kegagalan. Ia merujuk pada serangan teroris 11 September di Amerika, dengan mengatakan dibutuhkan waktu sepuluh tahun untuk menemukan otak di balik serangan-serangan itu.
Penyelidikan itu memperoleh temuan hubungan antara pelaku serangan Brussels pada 22 Maret dengan mereka yang berada di balik serangan di Paris 13 November lalu, yang semuanya diklaim oleh kelompok ekstremis ISIS. [em]