PM Ethiopia telah mengumumkan akan mengundurkan diri dalam usaha – yang menurutnya – untuk memajukan reformasi yang ditujukan untuk meredakan kerusuhan politik di negara itu.
Berbicara melalui televisi pemerintah hari Kamis (15/2), Hailemariam Desalegn mengatakan, ia telah menyerahkan surat pengunduran dirinya sebagai perdana menteri dan ketua koalisi EPRDF yang berkuasa.
PM itu mengatakan, ia mundur sebagai bagian dari solusi dan untuk kesuksesan reformasi.
Hailemariam mengatakan, reformasi yang digagaskan -- yang tidak dijelaskannya secara spesifik – mencuat pada saat “banyak jiwa terenggut, orang-orang terpaksa mengungsi, properti rusak dan munculnya usaha untuk membahayakan investasi.”
Ia mengatakan, baik EPRDF dan partainya, Gerakan Demokrasi Rakyat Ethiopia Selatan, telah menerima pengunduran dirinya, dan ia berharap parlemen juga mengambil tindakan serupa.
Hailemariam, 52 tahun, telah menjabat sebagai PM sejak September 2012, satu bulan setelah kematian pendahulunya, Meles Zenawi.
Ethiopia mengalami kerusuhan politik sejak gelombang protes anti-pemerintah pada 2016, khususnya di kawasan Oromia selatan, mendorong pihak berwenang untuk mendeklarasikan negara dalam keadaan darurat. [ab/lt]