PM Haiti Ariel Henry tiba di Puerto Rico pada Selasa (5/3) setelah pesawatnya ditolak masuk ke Republik Dominika.
Kantor berita Associated Press mengatakan Republik Dominika, yang berbagi pulau Hispaniola dengan Haiti, beberapa jam sebelumnya mengumumkan penutupan semua lalu lintas udara dengan negara tetangganya yang dilanda kekerasan itu.
PM Henry meninggalkan Haiti pada pekan lalu dalam misi ke Guyana, negara di Amerika Selatan, dan Kenya di Afrika Barat untuk menggalang dukungan bagi penempatan pasukan perdamaian multinasional PBB untuk Haiti, yang dilanda kekerasan geng yang brutal di ibu kota, Port-au-Prince, dan sekitarnya.
Geng-geng itu memanfaatkan ketidakhadiran Henry untuk menyerang Lembaga Pemasyarakatan Nasional dan penjara lainnya di Port-au-Prince, membunuh beberapa orang dan membuat ribuan narapidana melarikan diri ke kota. Geng-geng tersebut juga melancarkan serangan penembakan di bandara utama Haiti.
“Kami akan melawan (PM) Ariel (Henry) hingga titik darah penghabisan, kami akan melawan Ariel Henry sampai ia mengundurkan diri,” kata Jimmy “Barbecue” Cherizier, pemimpin aliansi geng-geng yang melancarkan serangan pekan lalu, kepada para wartawan hari Selasa.
Pemerintah telah menyatakan keadaan darurat dan jam malam.
Haiti terperosok ke dalam kekerasan sejak pembunuhan Presiden Jovenel Moise, dengan kelompok penjahat jalanan terlibat dalam penculikan dan pembunuhan sambil merebut wilayah yang luas di negara itu. Henry, yang memimpin pemerintah sementara, dijadwalkan untuk meletakkan jabatan pada Februari lalu, tetapi menunda pemilu karena situasi keamanan yang memburuk dan ada kebuntuan politik dengan kekuatan-kekuatan oposisi. [uh/ab]
Forum