PM Inggris Boris Johnson mengalami serangkaian kekalahan yang bisa merusak karir politiknya, Rabu (4/9), terkait kebijakan pemerintah untuk meninggalkan Uni Eropa.
Sebuah koalisi legislator oposisi dan konservatif berusaha meloloskan legislasi yang akan mencegah Inggris meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan pada 31 Oktober. PM itu bersikeras mengatakan, legislasi itu akan merusak perundingan dengan blok tersebut.
RUU itu lolos dalam pemungutan suara di Majelis Rendah, dengan bantuan 22 anggota parlemen dari Partai Konservatif yang menentang langkah pemerintah itu. Di antara mereka yang membelot adalah Nicholas Soames – cucu mendiang perdana menteri Winston Churchill.
"RUU itu untuk mencegah bencana yang mungkin ditimbulkan Brexit tanpa kesepakatan pada 31 Oktober, dan untuk memberi pemerintah dan majelis ini peluang untuk menemukan penyelesaian atas isu yang sangat sulit ini,” kata Soames.
Legislasi baru itu akan mengharuskan PM itu pergi ke Brussels dan meminta perpanjangan waktu bagi rencana Brexit. Namun sejauh ini Johnson telah menyatakan menolak melakukan hal tersebut. [ab/lt]