Perdana Menteri Inggris Theresa May akan menghadapi ujian hari Rabu (15/11) ketika ia berusaha mendapatkan persetujuan dari kabinetnya untuk membuat rancangan perjanjian tentang syarat-syarat keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
Para perunding dari Inggris dan Uni Eropa mencapai kesepakatan itu hari Selasa (14/11) setelah negosiasi panjang, tetapi rinciannya belum diumumkan.
Perdana Menteri May harus meyakinkan para menteri seniornya untuk mendukung perjanjian itu, yang nantinya juga perlu disetujui oleh parlemen Inggris.
Tetapi tugas itu tidak akan mudah karena para anggota parlemen berbeda pendapat tajam mengenai apa yang disebut Brexit, termasuk kritik terhadap pendekatan May, baik oleh mereka yang ingin Inggris meninggalkan Uni Eropa maupun oleh mereka yang lebih suka tetap menjadi anggota blok itu.
Theresa May telah berusaha menjaga hubungan sedekat mungkin dengan Uni Eropa ketika Brexit resmi berlaku pada tanggal 29 Maret 2019.
Salah satu poin penting dalam negosiasi itu adalah apa yang harus dilakukan terhadap Irlandia Utara, yang berbagi perbatasan dengan anggota Uni Eropa, Irlandia. Karena Inggris meninggalkan Uni Eropa, wilayah yang selama ini memungkinkan kebebasan bergerak bagi orang dan barang itu membutuhkan peraturan baru yang mengatur bagaimana kegiatan tersebut dapat berlanjut. [lt]