Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki tidak akan mencalonkan diri untuk ketiga kalinya ketika masa jabatannya berakhir tahun 2014.
Laporan-laporan media setempat pada hari Sabtu mengutip salah satu penasihat Maliki dan perdana menteri dari Syiah itu sendiri yang mengatakan ia ingin mengubah UUD Irak agar membatasi masa jabatan perdana menteri di Irak menjadi maksimal dua kali.
Maliki hampir gagal mendapat masa jabatan kedua selama empat tahun setelah blok politiknya kekurangan dua kursi dari saingan utama mereka dalam pemilu parlemen tahun lalu.
Tetapi koalisi Iraqiya yang berbasis Sunni gagal memenangkan cukup kursi untuk menjadi mayoritas di parlemen. Setelah kebuntuan politik berbulan-bulan, para pemimpin Syiah, Sunni dan Kurdi mencapai kesepakatan pembagian kekuasaan yang menempatkan Maliki kembali sebagai perdana menteri.
Maliki juga berjanji pekan ini ini untuk memotong setengah gaji tahunannya untuk mengurangi jurang antara kaya dan miskin di Irak. Berbagai laporan media mengatakan gajinya sebelum keputusan itu berkisar 360.000 dolar per tahun.
Upaya Maliki ini muncul seraya para ulama di seluruh Irak mengingatkan bahwa korupsi dan sejumlah masalah lain di negara ini bisa memicu kerusuhan seperti di Tunisia dan Mesir.
