Perdana Menteri Jepang akan mengunjungi Korea Utara untuk mencoba mengatasi masalah penculikan warga Jepang oleh Korea Utara dalam beberapa dasawarsa terakhir.
Perdana Menteri Yoshihiko Noda hari Sabtu bertemu dengan sanak saudara dari warga Jepang yang telah diculik Korea utara. Korea Utara mengatakan, orang-orang itu telah lama meninggal, namun, tidak menunjukkan bukti.
PM Noda kepada keluarga-keluarga korban mengatakan, dia menilai hal ini merupakan masalah mendesak dan akan pergi ke Korea utara jika kunjungan itu bisa membawa kemajuan. Dia mengatakan, dia ingin melakukan yang terbaik untuk memulangkan mereka, yang mungkin masih hidup, kepada keluarga mereka.
Noda menyebut upaya itu “berpacu dengan waktu,” karena keluarga-keluarga korban penculikan sudah menua.
Tahun 2002, Junichiro Koizumi yang waktu itu perdana menteri Jepang berkunjung ke Korea Utara untuk membahas masalah ini dengan Korea Utara. Korea Utara mengaku telah menculik 13 warga Jepang dan mengizinkan lima dari mereka pulang ke Jepang bulan berikutnya.
Aktivis-akvitis berpendapat, Korea Utara, pada tahun 1970-an dan 1980-an, menculik sejumlah warga Jepang, memaksa beberapa dari mereka mengajar bahasa dan kebudayaan Jepang kepada mata-mata Korea Utara. Kelompok-kelompok hak asasi mengatakan, sejumlah terculik yang menua tampaknya dibunuh supaya agen Korea Utara bisa menggunakan identitas mereka.
