Perdana Menteri Hun Sen mengumumkan, Jumat (30/6), bahwa ia dapat memblokir akses ke Facebook di Kamboja, setelah perusahaan itu mengatakan akan menghapus video di mana ia mengancam akan memukuli lawan-lawan politiknya.
Peringatan itu muncul menjelang pemilihan umum 23 Juli yang secara luas dianggap curang setelah pihak berwenang menolak pendaftaran penantang utama Partai Rakyat Kamboja yang berkuasa pimpinan Hun Sen.
Facebook pada Kamis mengumumkan akan menghapus salah satu video Hun Sen sejalan dengan keputusan Dewan Pengawas Meta, perusahaan induk Facebook, yang juga merekomendasikan agar akunnya ditangguhkan.
Para pakar teknologi menganggap langkah tersebut sebagai "perubahan drastis".
Putusan itu mengatakan pidato Hun Sen berisi "pernyataan tegas tentang niat untuk melakukan kekerasan" terhadap politisi oposisi.
Setelah lama menjadi pengguna Facebook yang produktif, Hun Sen mengumumkan pada Kamis malam bahwa ia telah berhenti menggunakan platform tersebut dan tampaknya telah menghapus akunnya.
Berbicara kepada para pekerja garmen di Provinsi Pursat pada Jumat, Hun Sen memperingatkan bahwa ia dapat memblokir Facebook "untuk waktu yang singkat atau selamanya" di Kamboja kapan saja untuk mencegah politisi oposisi yang diasingkan berkomunikasi dengan warga negara tersebut.
"Jangan sombong, kalian tinggal di luar negeri, kalian menggunakan Facebook untuk komunikasi, kami bisa memblokir Facebook," katanya, seakan berbicara kepada lawan-lawan politiknya yang berada di pengasingan.
Ia kemudian mendesak warga Kamboja untuk mengunduh platform media sosial lainnya, termasuk Telegram, TikTok, Line, Viber, dan WhatsApp milik Meta yang lebih sulit pengawasan kontennya.
Hun Sen juga menuduh Facebook menutup mata terhadap pernyataan "menghina" yang ia klaim dibuat oleh para saingannya terhadap istri dan putra sulungnya Hun Manet, yang secara luas dipandang sedang dipersiapkan untuk mengambil alih kepemimpinan negara itu di masa depan. [ab/uh]
Forum