Tautan-tautan Akses

PM Li: Ekonomi China akan Hadapi Kesulitan Tahun Ini


Perdana Menteri China Li Keqiang memberikan laporan di depan Kongres Nasional Rakyat China di Beijing, Selasa (5/3).
Perdana Menteri China Li Keqiang memberikan laporan di depan Kongres Nasional Rakyat China di Beijing, Selasa (5/3).

Perdana Menteri China Li Keqiang mengatakan ekonomi terbesar kedua di dunia itu menghadapi perjuangan yang sulit tahun ini. Sementara bergulat dengan ekonomi yang melambat dan sengketa perdagangan yang sedang berlangsung dengan Amerika Serikat, China menghadapi tantangan dan risiko yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dalam laporan kerja pemerintah tahunannya kepada Kongres Rakyat Nasional China, Li Keqiang mengatakan kepada para delegasi tentang rencana untuk memotong pajak guna mendorong perekonomian dan berfokus pada inovasi. Dia juga menetapkan target pertumbuhan Beijing untuk tahun ini antara 6 hingga 6,5 persen.

Nada bicara Li tenang dan dia menyebut kata "menstabilkan" atau "stabilitas" lebih dari 70 kali. Dia berbicara tentang perlunya menstabilkan pasar saham, sektor keuangan, pengangguran, harapan, investasi asing dan domestik dan tentu saja, gesekan perdagangan dengan Amerika Serikat.

“Sementara kita mengejar pembangunan tahun ini, kita akan menghadapi kondisi yang lebih suram dan lebih rumit serta risiko dan tantangan yang lebih besar dalam jumlah dan ukuran. Kita harus sepenuhnya siap untuk perjuangan yang sulit," ungkap Li.

Ketegangan perdagangan dan tarif menambah tantangan yang dihadapi Beijing. Permintaan Amerika Serikat untuk mengekstradisi kepala keuangan Huawei dan kekhawatiran tentang perusahaan tersebut serta kaitannya dengan pemerintah otoriter China adalah bagian dari kondisi yang rumit.

Para pejabat di AS dan China optimistis kedua pihak dapat mencapai kesepakatan. Berbicara di sela-sela pertemuan politik tahunan Beijing, Menteri Perdagangan China Zhong Shan mengatakan kedua negara masih perlu menemukan kesamaan.

“Saat ini, tim kerja masih melanjutkan negosiasi, karena masih banyak yang perlu dilakukan. Terlebih lagi, kita membutuhkan China dan Amerika Serikat untuk menemukan jalan tengah dan bekerja sama," ujar Zhong.

Dalam pertemuan Kongres Rakyat Nasional tahun ini, China diperkirakan akan mengesahkan UU Investasi Asing pertama di negara itu. Untuk mendukung perusahaan domestik pada saat perekonomian melambat, Li mengatakan China akan memotong pajak perusahaan dan kontribusi asuransi sosial hampir $ 300 miliar. Beijing akan meningkatkan pengeluaran militernya sebesar 7,5 persen tahun ini menjadi sekitar $ 177 miliar dolar, tetapi masih jauh di belakang Washington, yang menghabiskan hampir $ 700 miliar untuk pertahanan tahun lalu. (as)

Recommended

XS
SM
MD
LG