Dalam pidato pertamanya sejak mengambil alih kekuasaan, perdana menteri baru Libya mengatakan pemerintahnya berkomitmen memperkuat hubungan dengan negara-negara tetangga dan mewujudkan stabilitas di kawasan.
"Kami mengimbau semua negara, tanpa terkecuali, untuk menjadi mitra kami dalam mewujudkan stabilitas di kawasan dengan berkontribusi pada eksistensi Libya sebagai negara yang stabil secara politik, keamanan dan ekonomi," ujar Abdul Hamid Mohammed Dbeibah.
Pejabat Libya itu berterima kasih kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan semua anggota Forum Dialog Libya, yang memilihnya sebagai perdana menteri sementara.
Dbeibah, seorang pengusaha kuat yang didukung oleh suku-suku barat, menekankan bahwa kegagalan dalam tahap sejarah Libya yang sensitif ini bukanlah pilihan. Ia menyerukan semua warga Libya untuk bersatu dan mendukung pemerintahan ini.
Sebelumnya, perdana menteri itu mengumumkan keinginannya membentuk kementerian rekonsiliasi nasional dan membagi negara dalam zona-zona keamanan.
Di bawah langkah-langkah yang diuraikan, Dbeibah harus membentuk Kabinet dan mempresentasikan programnya dalam waktu tiga minggu.
Penjabat utusan khusus Sekjen PBB untuk Libya, Stephanie Williams, mengatakan pemerintah sementara harus sepenuhnya mendukung gencatan senjata, menyelenggarakan pemilu dan meluncurkan "proses rekonsiliasi nasional yang komprehensif." [ka/jm]