Perdana Menteri Libya yang diakui internasional mengatakan dia menolak berunding dengan pihak oposisi yang memperebutkan kekuasaan.
"Saya tidak akan duduk bersama lagi dengan orang ini karena apa yang telah dia lakukan di masa lampau menunjukkan bahwa dia tidak mau menjadi mitra dalam proses politik," kata Perdana Menteri Fayez al-Serraj kepada Reuters.
Para tentara yang setia kepada al-Serraj dan Jenderal Khalifa Haftar telah bertempur di luar Tripoli untuk memperebutkan kontrol atas ibu kota Libya. Ribuan warga sipil lari menyelamatkan diri atau mengungsi di dalam kota itu.
Al-Serraj mengatakan terakhir kali dia bertemu dengan Haftar pada bulan Februari lalu hanya dijadikan alasan bagi Haftar untuk "mengulur waktu" supaya dia bisa mengerahkan pesawat untuk membom Tripoli.
"Tujuan utama militer kita adalah membela Tripoli," kata Al-Serraj seraya menjanjikan akan ada "kabar positif... progres" dalam beberapa hari mendatang. Dia tidak merincikan dan belum ada reaksi dari pihak Haftar.
Al-Serraj dan Haftar, yang memimpin pemerintah saingan di Libya selatan, memperebutkan kekuasaan di negara yang dilanda kekacauan dan pergolakan sejak diktator yang lama berkuasa, Moammar Gadhafi, digulingkan dan tewas pada 2011. [vm/ft]