Pemimpin Malta, yang negaranya akan mendapat giliran menjabat presiden Uni Eropa, mengatakan, keluarnya Inggris dari blok tersebut tidak akan menguntungkan siapapun.
Seraya mengecilkan harapan mengenai proses keluar yang mudah, Perdana Menteri Joseph Muscat mengatakan 27 negara anggota Uni Eropa lainnya akan mengadakan perundingan yang sulit. Ia mengatakan kepada BBC bahwa tidak akan ada situasi di mana Inggris memiliki kesepakatan yang lebih baik daripada yang dimilikinya sekarang ini.
Ia mengatakan Brexit tidak akan membuat satu pihak untung dan pihak lainnya merugi. Semua pihak akan merugi, jelasnya.
Muscat juga mengatakan bahwa harapan Inggris untuk tetap berada dalam pasar tunggal blok tersebut sambil memberlakukan pembatasan terhadap imigrasi Uni Eropa tidak akan terwujud.
Malta dijadwalkan mendapat giliran sebagai presiden Uni Eropa selama enam bulan mulai 1 Januari mendatang. [uh/ab]