Perdana Menteri Pakistan terbang ke Quetta untuk bertemu dengan warga Syiah yang melakukan protes disamping peti jenasah anggota keluarga mereka yang tewas dalam salah satu serangan sektarian terburuk di negara itu.
Raja Pervez Ashraf terbang ke kota di barat daya Pakistan itu hari Minggu, hari ketiga protes, menyusul 3 ledakan terpisah pada hari Kamis yang menewaskan hampir 100 orang.
Penolakan itu merupakan protes ekstrim dalam masyarakat Islam, di mana orang meninggal biasanya dikubur pada hari yang sama.
Menurut polisi, sasaran bom itu adalah daerah Quetta yang umumnya diduduki Muslim Syiah dari suku Hazara. Kelompok militan Sunni yang dilarang Lashkar-e-Jhangvi mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.
Dalam perkembangan lainnya, para pejabat Pakistan mengatakan ledakan bom pinggir jalan di daerah suku dekat perbatasan Afghanistan telah menewaskan 14 tentara Pakistan dan melukai sedikitnya 21 orang lainnya.
Pihak berwenang mengatakan ledakan hari Minggu menghantam konvoi militer di Waziristan Utara, kubu utama al-Qaida dan Taliban di Pakistan.
Belum ada pihak yang segera mengklaim bertanggung jawab atas serangan di dekat desa Dosalli itu.
Raja Pervez Ashraf terbang ke kota di barat daya Pakistan itu hari Minggu, hari ketiga protes, menyusul 3 ledakan terpisah pada hari Kamis yang menewaskan hampir 100 orang.
Penolakan itu merupakan protes ekstrim dalam masyarakat Islam, di mana orang meninggal biasanya dikubur pada hari yang sama.
Menurut polisi, sasaran bom itu adalah daerah Quetta yang umumnya diduduki Muslim Syiah dari suku Hazara. Kelompok militan Sunni yang dilarang Lashkar-e-Jhangvi mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.
Dalam perkembangan lainnya, para pejabat Pakistan mengatakan ledakan bom pinggir jalan di daerah suku dekat perbatasan Afghanistan telah menewaskan 14 tentara Pakistan dan melukai sedikitnya 21 orang lainnya.
Pihak berwenang mengatakan ledakan hari Minggu menghantam konvoi militer di Waziristan Utara, kubu utama al-Qaida dan Taliban di Pakistan.
Belum ada pihak yang segera mengklaim bertanggung jawab atas serangan di dekat desa Dosalli itu.