Perdana Menteri Perancis menjanjikan langkah-langkah pengamanan khusus bagi aksi protes yang direncanakan berlangsung Sabtu (8/12) di Paris dan berbagai lokasi lain di negara itu, di tengah-tengah munculnya kekhawatiran bahwa kelompok-kelompok radikal dan pembuat keonaran akan memanfaatkan aksi itu untuk memicu kerusuhan.
Berbicara di hadapan parlemen, Kamis (6/12), Edouard Philippe mengatakan, pemerintah akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengamankan demonstrasi, termasuk menghadirkan petugas keamanan tambahan untuk memperkokoh kekuatan 65.000 tentara dan polisi yang telah dikerahkan sebelumnya di berbagai penjuru negara itu.
Philippe menyarankan agar para demonstran “jaket kuning” diam di rumah untuk mencegah hadirnya orang-orang yang akan menunggangi aksi protes mereka. Demonstrasi di Paris, Sabtu lalu, menimbulkan kerusuhan dan penjarahan. Ia juga memuji para pemimpin serikat buruh dan pejabat pemerintah setempat yang mendukung seruan pemerintah agar masyarakat mengambil sikap tenang.
Philippe mengakui konsesi dramatis pemerintahnya pekan ini terkait kenaikan pajak bahan bakar yang memicu gerakan protes tidak menjawab semua keprihatinan para demonstran.
Menyusul demo berkepanjangan di Perancis, partai-partai oposisi sayap kiri mengusahakan mosi tidak percaya terhadap pemerintah Presiden Emmanuel Macron. Partai Sosialis, partai ekstrem kiri Defiant France dan Partai Komunis, berencana mengesampingkan perselisihan mereka dan akan bersama-sama mengajukan permohonan itu ke parlemen, atau Majelis Nasional, Senin. Jika diterima, parlemen akan melangsungkan pemungutan suara mosi tidak percaya dalam waktu 48 jam setelah itu. [ab]