Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah masih berupaya mengidentifikasi mayat terduga teroris yang tewas dalam baku tembak antara pasukan TNI Polri dengan sekelompok orang bersenjata yang disebut Polisi, sebagai anggota kelompok teroris Santoso di Poso Sulawesi Tengah. Sementara itu di Poso, Polisi mengamankan 9 bom rakitan aktif dari lokasi teroris yang digerebek Polisi Jumat pagi (15/1).
Kepala Daerah Operasi Tinombala 2016 Komisaris Besar Polisi Leo Bona Lubis dalam keterangan pers di Mapolres Poso kepada VoA pada Sabtu, 16 Januari 2016 mengatakan satu terduga teroris yang tewas dalam baku tembak antara pasukan TNI Polri dengan kelompok teroris di hutan Gunung Tineba Desa Taunca Kecamatan Poso Pesisir Selatan pada Jumat, 15 Januari 2016 telah dievakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulawesi Tengah di Palu.
"Sudah kita identifikasi luar kemudian dari ciri ciri khusus tidak ada, kebetulan tidak ada. Kulit sawo matang, umur kurang lebih 30 sampai tahun, tinggi 165 cm. Kita sudah ambil bahan materi untuk test DNA nanti tentu saja menunggu proses dari laboratorium forensik," kata Kombes Pol Leo Bona Lubis.
Berdasarkan identifikasi awal disebutkan terduga teroris yang tewas itu berjenis kelamin laki laki, kulit sawo matang dan berumur antara 30 sampai 40 tahun. disebutkan tidak ada ciri ciri khusus dari tersangka.
Pihak Kepolisian masih harus menunggu hasil uji tes DNA Laboratorium Forensik Makassar Sulawesi Selatan sebelum menentukan identitas dari terduga teroris yang tewas itu. Meskipun demikian Polisi menduga teroris yang tewas itu memiliki kemiripan dengan beberapa daftar Pencarian Orang atau DPO Polisi terkait kasus Tindak Pidana Terorisme.
"Kita masih menduga ada kemiripan dengan beberapa daftar DPO kita namun saya tidak bisa simpulkan untuk sementara , harus melalui beberapa pengkajian nanti, dalam waktu dekat mungkin," imbuhnya.
Selain mengevakuasi satu mayat terduga teroris yang tewas, di lokasi base camp teroris yang disergap 60 pasukan gabungan TNI Polri itu ditemukan 9 bom rakitan atau bom lontong. Ke-9 buah bom itu adalah bagian dari 11 bom rakitan yang dimiliki kelompok teroris, namun dua diantaranya telah meledak setelah dilemparkan ke arah petugas TNI Polri.
"Barang bukti awalnya kita temukan 7 bom, bom lontong, kemudian dilakukan penyisiran lagi, kita temukan dua lagi, total 9. Perkiraan dari seluruhnya yang mereka miliki itu 11, karena dua yang mereka lempar ke arah petugas," jelas Kombes Pol Leo Bona Lubis.
Ke-9 bom rakitan aktif itu seluruhnya telah di disposal oleh Satuah Gegana Brimob Polda Sulawesi Tengah. seluruh material bom selanjutnya diserahkan untuk penyelidikan lebih lanjut oleh Satuan Identifikasi dan Forensik Polres Poso. Bom Rakitan itu menggunakan wadah pipa paralon berdiameter 5 kali 10 cm yang berisi potongan potongan paku dan besi.
Hingga hari Sabtu ini (16/1) pasukan gabungan TNI-Polri masih mengejar belasan anggota kelompok teroris yang melarikan diri pasca kontak tembak pada Jumat, 15 Januari 2016. Pengejaran yang melibatkan 11 tim pasukan gabungan dalam operasi Tinombala 2016 ini juga menyekat jalur jalur jalan setapak yang dapat digunakan kelompok itu melarikan diri. [yl/em]