Polisi Jason Van Dyke menyerahkan diri kepada pihak berwajib hari Selasa, sebelum sidang pengadilan dimulai.
Van Dyke tampak dalam video yang direkam dari mobil polisi itu, menembak remaja 17 tahun Laquan McDonald 16 kali dalam insiden bulan Oktober 2014. Banyak tembakan dilakukan setelah McDonald jatuh ke tanah.
Surat kabar Chicago Tribune mengutip polisi yang mengatakan bahwa dalam interaksinya dengan polisi, McDonald tampak berkelakuan aneh, karena menggunakan obat terlarang dan menolak perintah untuk menjatuhkan pisau yang panjangnya 10 sentimeter.
Surat kabar itu mengatakan, pejabat federal juga sedang menyelidiki apakah Van Dyke melanggar hak-hak sipil McDonald yang melindunginya dari penggunaan kekerasan yang berlebihan oleh polisi.
Pengumuman dakwaan itu muncul kurang dari seminggu setelah pengadilan memerintahkan pejabat kota mengeluarkan rekaman penembakan itu.
Walikota Chicago Rahm Emanuel, Senin menyerukan pada para pemimpin agama dan masyarakat supaya tenang dan kalau melakukan demonstrasi juga dengan tenang dan damai.
Di Minneapolis, lima orang ditembak di dekat demonstrasi Black Lives Matter atau “Nyawa Orang Hitam Berharga”, di luar kantor polisi Senin malam. Para korban, semuanya warga kulit hitam, dirawat di rumah sakit dengan luka-luka ringan.
Polisi mengatakan, sedang mencari tiga orang kulit putih yang terlihat sebelumnya di lokasi protes. Pihak berwenang mengatakan sedang membahas apakah penembakan itu berdasar pada rasa kebencian.
Para demonstran memrotes penembakan Jamar Clark, 24 tahun, yang ditembak awal bulan ini dalam pertengkaran dengan polisi setelah terlibat perkelahian di sebuah pesta. Clark kemudian meninggal akibat luka-lukanya. [ps/ii]